Selasa 20 Mar 2018 06:48 WIB

Sulitnya Bersihkan Sampah Muara Angke

Sampah di Muara Angke diduga terkumpul sejak akhir Desember 2017 karena angin barat.

Rep: Sri Handayani/ Red: Esthi Maharani
Sejumlah petugas saat membersihkan sampah yang menumpuk di Muara Angke, Jakarta Utara Senin (19/3).
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Sejumlah petugas saat membersihkan sampah yang menumpuk di Muara Angke, Jakarta Utara Senin (19/3).

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA -- Upaya membersihkan sampah yang menumpuk di kawasan Konservasi Mangrove Ecomarine, Muara Angke, Pluit, Jakarta Utara, memiliki tantangan tersendiri. Dengan ketebalan sekitar 2,5 meter dan berat diperkirakan mencapai 100 ton, para petugas mengaku kesulitan.

Tomo, seorang petugas Pelayanan Prasarana dan Sarana Umum (PPSU) Kelurahan Pejagalan, Penjaringan, Jakarta Utara, mengaku kesulitan terbesar yang ia alami adalah mengeruk sampah-sampah yang didominasi limbah rumah tangga dan plastik itu. "Tebel banget. Sampahnya sudah ada yang jadi tanah. Susah-susah gampang," kata Tomo saat dihubungi Republika, Senin (19/3).

Panas matahari yang begitu menyengat menyebabkan pria ini cepat kehabisan energi. Dia menceritakan, sejak pagi hingga sore hari dirinya bersama 400 personel lain berusaha keras membersihkan sampah yang sudah mengeras. Pasukan oranye juga harus mengeruk sampah, baik dengan alat bantu berupa cangkrang maupun secara manual atau tangan kosong. Alat berat juga difungsikan, namun tak mampu menjangkau semua bagian yang ingin dibersihkan.

Sebelumnya, Gubernur DKI Jakarta Anies Rasyid Baswedan melaporkan jumlah sampah yang berhasil diangkut oleh tim pelayanan prasarana dan sarana umum (PPSU) di Muara Angke selama tiga hari mencapai 50 ton. Ia memperkirakan masih ada 50 ton lagi sampah yang masih mengendap di lokasi tersebut.