REPUBLIKA.CO.ID, PAPUA -- Kepala Kanwil Kemenag Provinsi Papua Jannus Pangaribuan berharap, semua pihak menahan diri dan dapat menyaring atau memfilter informasi soal polemik Masjid Sentani di Papua. Terutama terhadap kabar palsu atau "hoaks" yang dapat mengadu domba.
"Karena sesuatu yang sudah tersebar ke publik itu telah menjadi konsumsi publik. Jika ingin ditarik kembali informasi tersebut sudah sulit," kata Jannus dalam keterangan tertulisnya, Selasa (20/3).
Maka dari itu, Jannus Pangaribuan mengajak, setiap pihak berhati-hati dalam mengonsumsi informasi soal Masjid Al Aqsa Sentani itu. Terlebih, saat ini, telah diadakan dialog dan dibentuk tim guna menyelesaikan persoalan sensitif terkait masjid di Jayapura itu.
Baca Juga: Musyawarah Tokoh Jayapura Sepakat Bentuk Tim Penyelesaian
Kakanwil Kemenag Papua juga mengajak masyarakat untuk tetap menjaga nilai-nilai toleransi dan kerukunan antarumat beragama. Dia mengingatkan, Gubernur Papua Lukas Enembe telah mendapat anugerah tokoh kerukunan. Bupati Jayapura juga penerima apresiasi anugerah kerukunan.
"Saya pikir itu tanggung jawabnya sangat berat. Namun, juga bisa menjadi sebuah pintu agar masyarakatnya tetap cinta kerukunan, ikut berperilaku rukun dan saya rasa itu tidak sulit untuk dilakukan," katanya.
Senada, Kapolres Jayapura AKBP Victor Dean Mackbon berharap, para tokoh lebih bijaksana dalam membuat komentar, masukan atau pernyataan, terutama di media sosial. "Pasti ada etika-etika yang harus dipatuhi dalam menyampaikan sesuatu pesan-pesan dan jangan sampai membuat hal yang memicu kegaduhan publik," katanya.