Kamis 22 Mar 2018 15:06 WIB

Wapres JK: Indonesia Bisa Berperan Damaikan Konflik ASEAN

Sejumlah negara ASEAN masih mengalami konflik internal.

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Nur Aini
Wakil Presiden RI Jusuf Kalla memberikan sambutan saat  memimpin rapat prestasi Asian Games 2018. Jakarta. Kamis (8/3).
Foto: Republika/Iman Firmansyah
Wakil Presiden RI Jusuf Kalla memberikan sambutan saat memimpin rapat prestasi Asian Games 2018. Jakarta. Kamis (8/3).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Presiden Republik Indonesia Jusuf Kalla menilai Indonesia bisa menengahi konflik yang terjadi di sejumlah negara-negara anggota ASEAN.

"Yang terjadi di ASEAN adalah konflik internal di negara itu masih cukup banyak, di Filipina khususnya di selatan, di Thailand selatan, juga di Rohingya di Myanmar," ujar Jusuf Kalla saat membuka Southeast Asian Studies Symposium di Aula Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Kamis (22/3).

Ia mengatakan, Indonesia memiliki peran yang besar untuk menjadi penengah dalam sejumlah konflik yang terjadi di ASEAN. Ia mencontohkan, pada masa lalu Indonesia turut berperan dalam mendamaikan Kamboja dan Mindanao yang pertemuannya dilakukan di Jakarta. Tak hanya itu, beberapa tahun belakangan Indonesia juga aktif berperan untuk meredam permasalahan kemanusiaan di Rohingya, Myanmar.

Konflik internal di negara-negara anggota ASEAN memang masih cukup banyak. Namun, di ASEAN tidak terjadi masalah antarwilayah seperti wilayah regional lainnya.

"Kita bersyukur bahwa di ASEAN ini tidak ada masalah antarwilayah, berbeda dengan Asia Timur dan Asia Selatan ada India dan Afghanistan yang selalu menjadi wilayah konflik," kata Jusuf Kalla.

Struktur ASEAN dinilai berbeda dengan komunitas negara lainnya seperti Uni Eropa. Jusuf Kalla mengatakan, semua keputusan yang diambil di dalam regional ASEAN harus melalui konsensus yakni melewati proses aklamasi terlebih dahulu. Oleh karena itu, ASEAN tidak akan mengalami persoalan-persoalan seperti yang terjadi di Uni Eropa.

"ASEAN lebih longgar dibanding banyak (komunitas) negara lain, lebih memperlihatkan kesatuan walaupun semua keputusan harus konsensus," ujar Jusuf Kalla.

Jusuf Kalla mengatakan, sistem pengambilan keputusan melalui konsensus memiliki kelemahan. Salah satunya yakni sulit mencapai kesepakatan terhadap keputusan yang berbeda di tingkat ASEAN. Akan tetapi di sisi lain hal tersebut menjadi kekuatan yang dibutuhkan untuk memperkuat persatuan di wilayah ASEAN.

Di sisi lain, menurut Jusuf Kalla, persatuan di tingkat ASEAN sangat penting untuk menghindari kekuasaan dari negara-negara yang lebih besar seperti Cina. Jusuf Kalla berpesan agar negara-negara ASEAN dapat bersatu dalam memajukan perekonomian dan menghadapi terorisme di wilayah regional.

"Jadi apabila kita bicara ASEAN tentu bagaimana upaya bersama ini kita tingkatkan upayanya, menjawab security dan kesamaan dalam menghadapi masalah-masalah di ASEAN ini, juga hubungannya dengan regional-regional lain," ujar Jusuf Kalla.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement