Jumat 23 Mar 2018 08:44 WIB

Ukraina Tangkap Mantan Pilot Militer dengan Tuduhan Kudeta

Savchenko sebelumnya dianggap sebagai pahlawan nasional.

Rep: Fira Nursya'bani/ Red: Nur Aini
Anggota parlemen Ukraina sekaligus mantan pilot helikopter militer Nadiya Savchenko ditangkap karena tuduhan berencana melakukan kudeta, Kamis (22/3).
Foto: AP Photo/Efrem Lukatsky
Anggota parlemen Ukraina sekaligus mantan pilot helikopter militer Nadiya Savchenko ditangkap karena tuduhan berencana melakukan kudeta, Kamis (22/3).

REPUBLIKA.CO.ID, KIEV -- Salah satu anggota parlemen terkemuka Ukraina, Nadiya Savchenko, ditangkap karena dicurigai telah merencanakan serangan terhadap parlemen dan mendukung kudeta terhadap pemerintah. Mantan pilot helikopter perempuan di militer Ukraina tersebut ditahan setelah sejumlah anggota parlemen lainnya mendapatkan cukup bukti.

Dilansir di BBC, pada Kamis (22/3), para anggota parlemen mendapatkan sebuah rekaman video yang menunjukkan Savchenko tengah berbicara dengan dua petugas tentang rencananya untuk menyerang parlemen. Mereka kemudian memutuskan untuk mencabut kekebalannya terhadap hukum.

Namun hingga saat ini, Savchenko belum mengeluarkan bantahan atas tuduhan tersebut. Dia hanya tersenyum dan tertawa saat ditanya mengenai keaslian video itu. Savchenko mengatakan pemerintahan korup Ukraina memang perlu digulingkan, tetapi tuduhan terhadap rencana kudeta itu adalah bentuk provokasi.

Jaksa Ukraina Yuriy Lutsenko mengatakan kepada anggota parlemen, Savchenko (36 tahun) telah merencanakan aksi terorisme berskala besar di Kiev. Savchenko diduga telah membuat kesepakatan dengan pemberontak yang didukung Rusia untuk mendapatkan senjata yang diperlukan dalam aksi itu, khususnya mortir kaliber 120 mm, senjata kecil, senapan sniper, dan granat tempur.

Savchenko selama ini dianggap sebagai pahlawan nasional setelah menghabiskan hampir dua tahun di penjara Rusia. Dia ditangkap oleh para pemberontak di bagian timur Ukraina.

Dia kemudian diberikan penghargaan tertinggi Ukraina, yaitu Order of the Gold Star, setelah dibebaskan dari penjara Rusia pada 2016 sebagai bagian dari pertukaran tahanan.

Pada April 2014, pemberontak pro-Rusia berhasil merebut sebagian besar wilayah Donetsk dan Luhansk di bagian timur Ukraina. Mereka kemudian menguasai wilayah itu dan menyatakan menentang pemerintahan di Kiev.

Savchenko ditangkap di wilayah itu dan dijatuhi hukuman 22 tahun penjara di Rusia karena menewaskan dua wartawan Rusia. Dia kemudian diampuni oleh Presiden Rusia Vladimir Putin sebelum kembali ke Ukraina.

Bentrokan berlanjut di timur Ukraina antara pemberontak dan pasukan pemerintah Ukraina, meski ada kesepakatan gencatan senjata. Ukraina dan sekutu Baratnya menuduh Rusia mendukung para pemberontak dengan memberikan bantuan pasukan dan senjata berat.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement