REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Mahasiswa dari Universitas Muhammadiyah Jakarta (UMJ) dan Singapore Polytechnic (SP) menghelat program bersama di Desa Tegalwaru, Bogor, Jawa Barat. Sebanyak 25 mahasiswa UMJ mendampingi 25 mahasiswa SP dalam melakukan program yang berlangsung 19-30 Maret itu.
Berdasarkan siaran pers yang disampaikan kepada Republika.co.id, Jumat (25/3), Program Learning Express (LeX) antara mahasiswa UMJ dengan mahasiswa SP itu memilih desa Tegal Waru, Bogor, yang merupakan desa pembuat kerajinan tangan. Di sana mahasiswa SP dan UMJ akan belajar cara membuat kerajinan tangan bersama warga masyarakat yang ada di lokasi tersebut.
Mahasiwa SP dan UMJ akan berada di desa Tegal Waru selama empat hari dan bermalam di rumah penduduk di desa tersebut. Lalu mereka akan kembali ke Kampus UMJ untuk melakukan diskusi tentang hasil observasi mereka dan melakukan Design Thinking (DT) dan Empathy Study bersama.
Selama berada di Kampus UMJ, mahasiswa SP bermalam di Asrama Mahasiswa UMJ. Program LeX ini didampingi oleh empat dosen pendamping dari Fakultas Agama Islam UMJ dan tiga dosen pendamping dari SP. Program ini yang pertama dilakukan di UMJ, dan kerja sama ini akan berkesinambungan setiap tahun.
Acara pembukaan Program LeX dilakukan di Aula Pascasarjana UMJ pada hari Senin, 19 Maret 2018 dan dibuka oleh Rektor UMJ, Prof. Dr. Syaiful Bakhri, SH, MH. Pembukaan ini juga dihadiri oleh Dekan Fakultas Agama Islam UMJ, Rini Fatma Kartika, MH dan Kepala Kantor Urusan Internasional (KUI) UMJ, Endang Zakaria, MH.
Menurut Kepala KUI UMJ, Endang Zakaria, program LeX antara UMJ dengan SP ini merupakan bentuk pengabdian kepada masyarakat bersama antara mahasiswa kedua lembaga pendidikan tinggi. Program ini bermanfaat bagi mahasiswa untuk belajar bersama masyarakat dalam membuat kerajinan tangan. Terlebih pembuatan kerajinan tangan menjadi pengalaman pertama bagi mahasiswa SP di Indonesia.