Jumat 23 Mar 2018 16:29 WIB

Menguak Firaun yang Ditenggelamkan

Jasadnya diawetkan dan dapat ditemui hingga kini.

Red: Agung Sasongko
Laut Merah
Foto: wikipedia
Laut Merah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kisah Firaun dan kekejamannya terhadap Bani Israil meninggalkan hikmah yang besar bagi umat Islam. Akibat kesombongan Firaun yang mengaku sebagai tuhan, dia pun dilaknat Allah SWT. Ia tewas di Laut Merah bersama tentaranya saat mengejar Nabi Musa AS. Dan, jenazahnya kemudian diselamatkan oleh Allah SWT. Jasadnya diawetkan dan dapat ditemui hingga kini (QS Yunus: 92).

Dalam riwayat, ketika Firaun ditenggelamkan di Laut Merah dan akhirnya tewas, jasadnya diselamatkan oleh Allah. Menurut beberapa keterangan, setelah tenggelam, mayatnya terdampar di pantai dan ditemukan oleh orang-orang Mesir untuk diawetkan (dibalsem) hingga utuh seperti sekarang dan dapat dilihat di museum Mesir.

Siapakah Raja Firaun yang mengaku dirinya sebagai tuhan tersebut? Seperti diketahui, Firaun adalah gelar bagi raja-raja Mesir purbakala. Menurut sejarah, Firaun di masa Nabi Musa adalah Minephtah (1232-1224 SM), putra dari Ramses II.

Seperti yang banyak diceritakan, raja yang memusuhi Nabi Musa AS itu adalah Ramses II, bukan Minephtah. Namun, setelah diselidiki, Ramses II justru merupakan seorang raja yang baik. Ia memerintahkan rakyatnya untuk selalu berbuat adil. Ia memerintah selama 68 tahun pada 1304-1237 SM. Sedangkan, anaknya, Minephtah, dikenal sebagai raja yang sangat kejam. Dialah yang menentang Nabi Musa dan mengaku sebagai tuhan.