Jumat 23 Mar 2018 16:46 WIB

Tenaga yang Dibutuhkan untuk Membelah Lautan

Inilah yang menarik perhatian sejumlah peneliti.

Rep: Syahruddin el-Fikri/ Red: Agung Sasongko
Firaun
Firaun

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Di manakah peristiwa ditenggelamkannya Firaun dan berapakah tenaga yang dibutuhkan untuk membelah lautan tersebut? Inilah yang menarik perhatian sejumlah peneliti untuk meneliti secara cermat peristiwa yang telah terjadi selama ribuan tahun tersebut.

Alquran sangat jelas memberikan gambaran mengenai peristiwa tersebut. ''Dan (ingatlah), ketika kami belah laut untukmu, lalu kami selamatkan kamu dan kami tenggelamkan (Firaun) dan pengikut-pengikutnya, sedang kamu sendiri menyaksikan.'' (QS 2: 50).

''Dan, kami memungkinkan Bani Israil melintasi laut, lalu mereka diikuti oleh Firaun dan balatentaranya karena hendak menganiaya dan menindas (mereka). Hingga, bila Firaun itu telah hampir tenggelam, berkatalah dia, ''Saya percaya bahwa tidak ada Tuhan, melainkan Tuhan yang dipercayai oleh Bani Israil dan saya termasuk orang-orang yang berserah diri (kepada Allah).'' (QS 10: 90).

''Dan, sesungguhnya telah kami wahyukan kepada Musa, ''Pergilah kamu dengan hamba-hamba-Ku (Bani Israil) di malam hari. Maka, buatlah untuk mereka jalan yang kering di laut itu. Kamu tak usah khawatir akan tersusul dan tidak usah takut (akan tenggelam).'' (QS 20: 77).

''Maka, Firaun dengan balatentaranya mengejar mereka, lalu mereka ditutup oleh laut yang menenggelamkan mereka.'' (QS 20: 78).

''Lalu, kami wahyukan kepada Musa, ''Pukullah lautan itu dengan tongkatmu. Maka, terbelahlah lautan itu dan tiap-tiap belahan adalah seperti gunung yang besar.'' (QS 26: 63).

Pukulan tongkat Nabi Musa AS yang mampu membelah lautan itu ternyata menarik perhatian para peneliti. Betapa dahsyatnya pukulan itu hingga mampu membelah lautan. Menurut sejarah, peristiwa itu terjadi sekitar 3500 tahun yang lalu. Ada beberapa pakar yang telah mencoba untuk meneliti kembali peristiwa ini berdasarkan bukti-bukti ilmiah yang ada dan menerbitkannya dalam bentuk buku.

Ketika Nabi Musa AS dan pengikutnya akan menyeberangi lautan, konon lokasi penyebarangan itu berada di Teluk Aqaba di Nuwaybi. Kedalaman maksimum perairan di sekitar lokasi penyeberangan mencapai 800 meter di sisi ke arah Mesir dan 900 meter di sisi ke arah Arab. Sementara itu, di sisi utara dan selatan, lintasan penyeberangan (lihat garis merah) kedalamannya mencapai 1500 meter. Kemiringan laut dari Nuwaybi ke arah Teluk Aqaba sekitar 1/14 atau empat derajat. Sementara itu, dari Teluk Nuwaybi ke arah daratan Arab sekitar 1/10 atau enam derajat. Dan, jarak antara Nuwaybi ke Arab sekitar 1800 meter (menurut peta dari MSN Encarta sekitar 10 km). Lebar lintasan di mana laut terbelah diperkirakan 900 meter.

Inilah yang menarik para peneliti sehingga mereka berlomba-lomba untuk mengukur gaya yang dibutuhkan sehingga mampu menyibak air lautan tersebut menjadi terbelah. Padahal, lebar lintasan mencapai 900 meter dengan jarak 1800 meter pada kedalaman perairan yang rata-rata mencapai ratusan meter untuk waktu yang cukup lama, mengingat pengikut Nabi Musa yang menurut sejarah berjumlah ribuan. (Menurut tulisan lain, diperkirakan jaraknya mencapai tujuh km dengan jumlah pengikut Nabi Musa sekitar 600.000 orang dan waktu yang ditempuh untuk menyeberang sekitar empat jam).

Menurut sebuah perhitungan, diperkirakan bahwa diperlukan tekanan (gaya per satuan luas) sebesar 2.800.000 Newton per meter persegi atau setara dengan tekanan yang diterima jika menyelam di laut hingga kedalaman 280 meter. Atau, jika dikaitkan dengan kecepatan angin, akan melebihi kecepatan angin pada saat terjadi hurikan (hurricane). Atau, jika mengacu kepada perhitungan seorang pakar dari Rusia yang bernama Volzinger, diperlukan embusan angin dengan kecepatan konstan 30 meter per detik (108 km per jam) sepanjang malam. Sungguh, sangat dahsyat kerasnya pukulan itu.

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement