Senin 26 Mar 2018 12:55 WIB

Unicef: Kolera akan Kembali Serang Anak-Anak Yaman

Wabah Kolera ini telah menewaskan 2.000 orang di Yaman pada tahun lalu.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Nidia Zuraya
Seorang anak Yaman yang terkena wabah kolera dirawat di sumah sakit setempat di Sana'a, Yaman. Menurut laporan PBB tiga juta balita Yaman terancam malnutrisi akibat konflik berkepanjangan antara dua pihak yang masing-masing didukung Arab Saudi dan Iran.
Foto: Yahya Arhab/EPA
Seorang anak Yaman yang terkena wabah kolera dirawat di sumah sakit setempat di Sana'a, Yaman. Menurut laporan PBB tiga juta balita Yaman terancam malnutrisi akibat konflik berkepanjangan antara dua pihak yang masing-masing didukung Arab Saudi dan Iran.

REPUBLIKA.CO.ID, SANAA -- Badan PBB untuk Anak-Anak, Unicef, memperingatkan tentang merebaknya kembali wabah kolera di Yaman. Tahun lalu, kolera telah menginfeksi lebih dari 1 juta anak-anak di negara yang tengah dilanda konflik tersebut.

Direktur Unicef untuk Timur Tengah Geert Cappelaere mengatakan, kolera kemungkinan besar akan kembali mewabah seiring dengan datangnya musim hujan. "Janganlah kita membodohi diri sendiri. Kolera akan datang. Dalam beberapa pekan dari sekarang musim hujan akan dimulai dan tanpa investasi besar dan segera, kolera akan kembali menyerang anak-anak Yaman," kata Cappelaere dalam sebuah pernyataan pada Ahad (25/3), dikutip laman the Guardian.

Ia mengatakan, selama ini pihaknya menghadapi hambatan dan tantangan untuk menekan jumlah korban yang terserang kolera. Hal ini karena Unicef harus bernegosiasi selama berbulan-bulan dengan pihak-pihak yang tengah terlibat konflik di sana guna mendapatkan izin memulai program vaksinasi.

Cappelaere menilai seharusnya perizinan vaksinasi ini tidak perlu diperumit dengan negosiasi panjang. "Kami menggunakan waktu, energi, dan uang tanpa henti untuk masalah yang seharusnya tidak perlu dinegosiasikan. Kehidupan anak-anak tidak boleh dirundingkan," ujarnya.

Menurut dia, koalisi militer Arab Saudi dan milisi Houthi yang terlibat konfrontasi di Yaman telah melakukan penyerangan yang brutal terhadap anak-anak. "Tidak satu pun dari pihak dalam perang ini telah menunjukkan, walau hanya satu detik, menghormati prinsip suci perlindungan anak-anak, ucap Cappelaere.

Tidak hanya terkait wabah kolera. Ia mengatakan, peperangan di Yaman juga telah menyebabkan lebih dari setengah juta anak-anak tidak dapat bersekolah.

Infrastruktur pendidikan di negara tersebut telah porak poranda akibat perang. Oleh sebab itu, Unicef mendesak pihak-pihak yang terlibat perang di Yaman untuk segera berunding dan mengakhiri penderitaan anak-anak di sana.

Perang Yaman telah berlangsung selama tiga tahun. Menurut PBB, perang ini telah menyebabkan Yaman dilanda krisis kemanusiaan terburuk di dunia.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement