REPUBLIKA.CO.ID, LOMBOK BARAT -- Kantor SAR Mataram menggelar pelatihan potensi SAR selama lima hari, mulai Senin (26/3) sampai Jumat (30/3). Pelatihan potensi SAR bertajuk "Teknik Pertolongan di Permukaan Air" ini diikuti 35 peserta yang terdiri atas TNI, Polri, PMI, BPBD, Angkasa Pura I, Tagana, Dinas Pariwisata, Dinas Pemadam Kebakaran, relawan dan mahasiswa dan dilaksanakan di Aula kantor SAR Mataram.
Kepala Kantor SAR Mataram, I Nyoman SIdakarya mengatakan, dalam setiap operasi SAR, khususnya pada kecelakaan pelayaran atau penerbangan, Basarnas tidak mungkin sendiri tanpa adanya peran serta dan dukungan dari potensi SAR. Basarnas berupaya menjalin kerja sama dengan organisasi berpotensi SAR, baik kementrian/lembaga, TNI, Polri, pemerintah daerah, akademisi dan organisasi kemasyarakatan.
Sidakarya mengungkapkan kondisi geologis provinsi NTB mempunyai tingkat kerawanan yang cukup tinggi terhadap terjadinya suatu musibah atau bencana alam dan kondisi yang membahayakan manusia mengingat terdiri atas dua pulau besar yaitu pulau Lombok dan Sumbawa yang dikelilingi oleh 280 pulau kecil dengan luas perairan melebihi daratan.
"NTB merupakan salah satu daerah tujuan wisata, karena memiliki destinasi dan keberagaman potensi wisata kelas dunia," ujar Sidakarya saat membuka pelatihan potensi SAR di Aula Kantor SAR Mataram, NTB, Senin (26/3).
Sidakarya berharap para pelaku pariwisata dapat memperhatikan faktor keselamatan dengan wajib menyediakan SDM yang memiliki sertifikat kompetensi di bidang pencarian dan pertolongan yang telah diatur dalam pasal 45 UU No 29 tahun 2014 terkait dengan kepariwisataan.
Sidakarya mengharapkan adanya pelatihan mampu menciptakan sdm yang andal dan profesional sehingga pada saat terjadi kecelakaan diharapkan dapat mengaplikasikannya, baik di tempat tugas, maupun di tempat tinggal masing-masing apabila ada korban yang membutuhkan pertolongan. Karena peserta akan dibekali dengan pengetahuan tentang tehnik pertolongan di permukaan perairan.
Di tempat yang sama, Pjs Bupati Lombok Barat, Lalu Saswadi, mengungkapkan pentingnya pelatihan ini agar kemampuan yang dimiliki tim SAR dapat meningkat dari waktu ke waktu.
"Saya berharap intensitas pelatihan seperti ini sering dilaksanakan agar para anggota tim SAR bisa bekerja profesional sebagaimana yang tertera dalam asas SAR yakni cepat, tepat dan handal," kata Saswadi.