REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Gedung Putih mulai menginvestigasi dua kredit senilai 500 juta dolar AS (Rp 7 triliun) ke perusahaan real estate milik keluarga menantu Presiden Donald Trump. Kubu Demokrat meminta Gedung Putih dan Kusher Cos menyerahkan dokumen keterbukaan setelah bulan lalu New York Times melaporkan kucuran kredit kepada Kusher Cos dari Citigroup dan Apollo Global Management pada 2017.
Dalam surat resmi Kongres, Direktur dan Konsul Jenderal Badan Etik Pemerintah AS David Apol, menyatakan pihaknya telah mendiskusikan persoalan ini dengan Kantor Konsulat Gedung Putih. Hal itu untuk memastikan proses penyelidikan sudah dimulai agar fakta-fakta bisa dipisahkan dan dilihat apakah ada pelanggaran hukum atau tidak.
''Selama diskusi tersebut, Gedung Putih memberi tahu bahwa proses penyelidikan sudah mereka mulai,'' tulis Apol dalam surat tertanggal 22 Maret itu kepada anggota Partai Demokrat, Raja Krishnamoorthi seperti dikutip Reuters, Selasa (27/3).
Pengacara Kushner, Abbe Lowell, dan Gedung Putih tidak merespons atas kabar ini. Februari lalu, New York Times memuat laporan tentang kredit yang diberikan Citigroup kepada Kushner Cos dan satu mitra bisnisnya sebesar 325 juta dolar AS (Rp 4,5 triliun) pada awal 2017. Kucuran kredit itu berlangsung tak lama setelah CEO Citigroup Michael Corbat bertemu dengan menantu sekaligus penasihat Presiden Trump, Jared Kusher, di Gedung Putih.
Laporan itu juga menyebut pendiri Apollo memberi masukan kepada Pemerintahan Trump terkait kebijakan infrastruktur dan melakukan beberapa kali pertemuan dengan Kusher. Apollo lalu memberi pinjaman sebesar 184 juta dolar AS (Rp 2,5 triliun) kepada Kushner Cos pada November 2017.
Dalam surat balasan ke Apol, Krishnamoorthi mengatakan jika laporan New York Times akurat, ini akan jadi persoalan etika serius. Krishnamoorthi juga mempertanyakan apakah aksi Kusher itu juga melanggar etika konstitusi pejabat negara kepada publik Amerika.
Tahun lalu, Kushner yang merupakan suami Ivanka Trump, mundur sebagai CEO Kushner Cos dan menjual sahamnya ke perwalian keluarga untuk menghindari konflik kepentingan atas peran barunya sebagai penasihat di Gedung Putih. Perusahaan real estate itu memiliki beberapa gedung di New York dan New Jersey.