REPUBLIKA.CO.ID, SOLO --- Pemerintah Kota Solo mempersilakan warga yang terdampak program penataan kawasan kumuh untuk menempati hunian sementara yang disediakan pemkot.
Wali Kota Solo, FX Hadi Rudyatmo mengatakan Pemkot Solo memberikan pilihan khususnya bagi warga Semanggi yang terdampak program penataan pemukiman kumuh agar bisa menempati lingkungan Rumah Susun di Semanggi dan terminal angkutan kota.
"Selama penataan kawasan, warga akan ditempatkan di hunian sementara," tutur Rudyatmo pada Rabu (28/3).
Terdapat sekitar 214 kepala keluarga di Semanggi, Pasar Kliwon yang harus tinggal di hunian sementara. Sebab tempat tinggal warga akan dibenahi sehingga tak kumuh.
Sementara itu, Rudyatmo menjelaskan untuk pembangunan hunian sementara warga Semanggi, Pemkot Solo akan memanfaatkan bekas material bangunan pasar darurat Klewer di Alun-Alun Utara Keraton Kasunanan Solo yang tak terpakai. Sebab hingga saat ini, tak satu pun peminat yang memborong bekas pasar darurat Klewer itu.
"Daripada tak terpakai dan mangkrak, belum laku juga, lebih baik digunakan untuk hunian sementara," katanya.
Sementara itu Koordinator Kotaku Solo, Cornelius Tri Cahyono sebagai pelaksana program penataan kawasan kumuh di Solo mengatakan pihaknya memprioritaskan penataan kawasan kumuh di Semanggi untuk tahun ini. Ia menjelaskan penataan kawasan kumuh dilakukan dengan luas 20,57 hektar.
Ia pun menargetkan, Semanggi sudah tampil lebih tertata pada tahun depan. Menurutnya,penataaan kawasan kumuh di Semanggi akan menjadi pilot project nasional dalam penataan pemukiman kumuh.
"Penataan kawasan kumuh di Semanggi ini akan menjadi pilot project di Indonesia, anggaranaya saja Rp 150 miliar dari APBD dan APBN," katanya.
Untuk membebaskan Semanggi dari kumuh, kata dia, diperlukan sejumlah perbaikan mulai dari drainase, sanitasi, perbaikan rumah tak layak huni, akses jalan serta insfrastruktur lainnya.