Kamis 29 Mar 2018 16:33 WIB

Jokowi: Ada Gambar Saya dengan Aidit, Ini Kebangetan!

Presiden Joko Widodo mengaku menjadi korban hoaks.

Rep: Dessy Suciati Saputri/ Red: Teguh Firmansyah
Presiden Joko Widodo
Foto: Republika/ Wihdan
Presiden Joko Widodo

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengaku tak luput menjadi korban fitnah dan hoaks. Ia dikaitkan dengan isu PKI yang pada kenyatannya tak benar.

Saat memberikan kuliah umum Islam Nusantara dan Keutuhan NKRI Untuk Mewujudkan Indonesia Damai di Universitas Islam Malang, Jokowi menyebut isu tersebut sudah keterlaluan.  Ia menegaskan tak memiliki keterkaitan dengan PKI seperti yang dituduhkan. Namun Jokowi juga menyayangkan, masih ada masyarakat yangmempercayai isu itu.

 

Baca juga, Jokowi Geram Difitnah Jadi Antek PKI.

 

"Saya sendiri ditembak oleh isu PKI. Presiden Jokowi itu PKI. Saya lahir tahun 1961 bulan Juni, PKI dibubarkan tahun 1965, apa ada PKI balita? Logikanya tidak masuk, tapi ada yang percaya. Di medsos ada gambar saya waktu D.N. Aidit tahun 1955 pidato. Coba tahun 1955 saya disebut sudah mendampingi Aidit. Lahir saja belum sudah dampingi. Ini kan sudah kebangetan," kata Presiden, Kamis (29/3).

Karena itu, Jokowi meminta agar isu-isu hoaks tak lagi disebarkan dan dikembangkan. Sebab, isu dan fitnah justru membuat bangsa Indonesia menjadi pesimistis jika masyarakat dapat dengan mudah mempercayai kabar bohong tersebut.

Jokowi juga meminta masyarakat Indonesia agar memiliki mental yang kuat, tahan uji, dan tahan banting. Sebab sebagai negara besar, lanjutnya, Indonesia akan menghadapi berbagai tantangan, hambatan, dan rintangan.

"Kita harus tawakal tetapi harustetap ikhtiar, bekerja keras, dan percaya diri untuk fokus pada usaha membangun bangsa kita. Fokus meningkatkan kesejahteraan rakyat dan kita tidak bolehmenyerah terhadap usaha-usaha lain yang mengancam persatuan kita. Inilah tugasgenerasi muda kita ke depan," ujar Jokowi, dikutip dari siaran resmi istana.

Selain itu, sebagai salah satu negara tempat rujukan bagi negara lain dalam merawat keragaman, Jokowi menilai bangsaIndonesia juga harus memiliki mental pemimpin.

"Berani menghadapi tantangan danhambatan-hambatan. Semakin besar sebuah negara, semakin besar juga tantanganyang kita hadapi. Walaupun tantangannya berat, bangsa besar tidak boleh gentardan pesimis. Ini penting sekali," ucap dia.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini

Apa yang paling menarik bagi Anda tentang Singapura?

1 of 7
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement