REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kebakaran kapal yang terjadi di Pelabuhan Semayang Sabtu (31/3) pagi kemarin diketahui menyebabkan tewasnya dua orang korban jiwa. Di samping itu, dua orang korban lain diketahui menghilang. Hingga saat ini dua orang korban tersebut belum ditemukan. "Tim SAR gabungan masih melakukan pencarian," ujar Kepala Kepolisian Resor Balikpapan Ajun Komisaris Besar Polisi Wiwin kepada Republika.co.id, Ahad (1/4).
Dua orang tersebut adalah Suyono dan Sutoyo. Keduanya diketahui berprofesi sebagai pemancing. Mereka adalah teman dari dua korban yang tewas, yakni Wahyu Gusti Anggoro dan Imam yang juga pemancing. Imam ditemukan bersama jenazah Wahyu Gusti Anggoro. Namun, Anggoro dipastikan berasal dari perahu yang berbeda, bukan bersama Iman, Suyono, dan Sutoyo.
Keberadaan Suyono dan Sutoyo pun hingga saat ini masih belum diketahui. "Diduga hilang masih belum ditemukan dan belum juga pulang," ujar Wiwin menambahkan.
Dua orang yang tewas jenazahnya sudah dibawa ke RSUD BPPN. Hingga saat ini, Kepolisian menduga kebakaran tersebut disebabkan karena tumpahan minyak dari sebuah kapal tanker.
Kejadian bermula pada pukul 04.15 WITA Patroli keamanan melakukan pengamanan dan pengawalan terhadap tim Pertamina. Pukul 06.00 WITA tim melakukan penyisiran di perairain Pertamina terkait dengan tumpahan minyak tersebut, dimulai dari pelabuhan chevron, pelabuhan Semayang sampai Kampung Atas Air Baru Ilir, Balikpapan Barat.
Hasil patroli laut, batas tumpahan minyak arah utara kampung atas air hingga arah selatan pelabuhan speed cevron, arah lawe-lawe batas pertengahan antara kilang dan kapal tanker berlabuh. "Sementara asal usul tumpahan minyak diduga dari kapal tanker yang sedang berlabuh di pelabuhan Semayang," ujar Kepala Divisi Hubungan Masyarakat Polri Inspektur Jenderal Polisi Setyo Wasisto.
Pada sekitar pukul 10.00 WITA, melintas kapal Cargo Batubara, dan memicu terbakarnya tumpahan minyak serta membakar sebuah kapal nelayan dan kapal cargo itu sendiri.