REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Berbicara di depan pengusaha Kadin Jabar, Tuan Guru Bajang mengungkapkan pentingnya menjalin interaksi sosial lintas kalangan. TGB menegaskan, sinergi keislaman dan keindonesiaan sudah selesai sejak lama. "Semangat keagamaan harus bersenyawa dengan keindonesiaan," ujarnya Ahad (1/4).
Pesan itu TGB sampaikan terkait dampak dari Pilkada DKI Jakarta yang terasa hingga di NTB. Ia memahami Jabar juga terdampak, terlebih secara geografis letaknya sangat dekat dengan Jakarta. Akibat hal tersebut, ketidakpercayaan antarsesama anak bangsa masih terasa hingga kini.
Dampak dari Pilkada DKI menjalar ke sejumlah ruang publik. Pada akhirnya, konflik tersebut menghabiskan energi anak bangsa.
Berita bohong atau hoaks yang menjamur di media sosial (medsos) menjadi salah satu bukti masih ada masalah yang belum juga selesai meski Pilkada DKI telah lama berlalu. "Kalau kita buka medsos setiap hari, ada berita-berita yang diproduksi negatif. Ini situasi yang mengambarkan ketidakpercayaan kita satu sama lain," ujar TGB.
Solusinya, menurut TGB, adalah perjumpaan di antara sesama anak bangsa, baik para elite, pemimpin, dan masyarakat, harus semakin diperbanyak. "Kita harus semakin banyak perjumpaan, tak hanya di dunia maya, tapi juga dunia nyata. Seperti pengusaha dengan saya yang masih berada di pemerintahan, supaya kita bisa berinteraksi," ungkap TGB.
TGB mengatakan, medium merawat keberagamaan sudah diajarkan para pendiri bangsa ialah dengan menerima secara tulus keberagaman itu sendiri.
"Kita satu sama lain saling melengkapi. Keberagaman itu skenario dari Allah sebagai prasyarat kemajuan bangsa. Berbicara menjaga keberagaman harus diawali dengan rasa tulus dan keikhlasan," kata TGB.