Senin 02 Apr 2018 19:15 WIB

Pengawasan UNBK Lewat CCTV Dirasa Mampu Tingkatkan Kejujuran

Hal ini penting dilakukan karena akan memberi efek kejujuran pada setiap siswa, guru.

Rep: Dadang Kurnia/ Red: Winda Destiana Putri
 SMK Negeri 3 Yogyakarta melaksanakan UNBK.
Foto: Eric Iskandarsjah/Republika
SMK Negeri 3 Yogyakarta melaksanakan UNBK.

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Gubernur Jawa Timur Soekarwo memberikan apresiasi atas dilaksanakannya pengawasan pelaksanaan Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) dengan menggunakan CCTV. Menurutnya, hal ini penting dilakukan karena akan memberi efek kejujuran pada setiap siswa, guru, dan semua komite pendidikan.

UNBK Jatim tahun ini sudah 100 persen (semua siswa ikut UNBK). Namun menariknya pengawas justru berada di luar, dan siswa hanya diawasi oleh CCTV. "Ini bentuk kreativitas yang sangat bagus, dan membuktikan semangat kejujuran dalam pelaksanaan UNBK," kata Soekarwo saat meninjau pelaksanaan UNBK di SMKN 2 Surabaya, Jalan Tentara Genie Pelajar Nomor 26, Petemon, Surabaya, Senin (2/4).

Pria yang akrab disapa Pakde Karwo itu berpendapat, ujian nasional (UN) masih sangat penting dilakukan meskipun bukan penentu kelulusan. Sebab, lewat UN, bisa dilakukan pemetaan kualitas pendidikan masing-masing daerah di Jatim.

"Apalagi, beberapa sekolah kedinasan masih menggunakan nilai UN sebagai standar penerimaan seperti Akpol dan Akmil," ujar Pakde Karwo.

Selain itu, menurutnya UN juga merupakan bentuk evaluasi pada proses pembelajaran atau transfer knowledge yang telah dilakukan di sekolah. Evaluasi ini sifatnya menyeluruh selain siswa, kualitas guru, dan metode didaktiknya juga akan dinilai.

"Melalui UN kita akan mengetahui kualitas pendidikan di Jatim, apakah diatas rata-rata atau justru di bawah rata-rata," kata politikus Demokrat tersebut.

Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan Provonsi Jatim Saiful Rachman menyatakan Jatim sangat siap menjalankan UNBK tahun ini. Terkait kesiapannya di bidang kelistrikan misalnya, Pemprov Jatim telah bekerjasama dengan PLN Distribusi Jatim dalam menjamin pasokan listrik aman.

"Ketika terjadi force major telah disiapkan genset. Sedangkan untuk koneksi internet, semua ditangani oleh pusat dan semua sudah disinkronkan tepat jam 12 tadi malam. Masing-masing sekolah juga memiliki server cadangan, sehingga ketika server utama putus akan otomatis konek ke server cadangan," kata Saiful.

Saiful menambahkan, terkait kebutuhan komputer, pada 2017 telah dilakukan pengadaan sebanyak 4.000 komputer lewat dana APBD dan APBN. Khusus di kepulauan contohya Masalembo, karena jaringan koneksi internet terbatas maka servernya dibawa ke daratan terlebih dulu untuk disinkronkan.

"Meskipun harus disinkonkran di daratan, kami bisa memastikan bahwa pelaksanaannya bisa real time dan lancar," ujar Saiful Rachman.

Kepala Sekolah SMKN 2 Surabaya Djoko Pratmodjo Yudo Utomo menyampaikan, jumlah siswa SMKN 2 Surabaya yang mengikuti UNBK sebanyak 914 siswa, atau 100 persen. Bahkan, satu orang yang usai menjalani operasi juga bisa mengikuti UNBK.

"Peserta UNBK tersebut terbagi dalam 16 ruangan, dan berasal dari 10 jurusan diantaranya teknik tenaga listrik (TTL), teknik rekayasa perangkat lunak (RPL), teknik pemesinan (TPM), dan teknik audio video (TAV)," ujar Djoko.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement