Sabtu 07 Apr 2018 14:58 WIB

Pasukan Suriah Serang Douma, 40 Warga Sipil Tewas

Douma merupakan wilayah terakhir yang dikuasai pemberontak.

Rep: Marniati/ Red: Nidia Zuraya
Tidak ada sedikit pun wilayah di Douma, Suriah yang belum pernah dihantam bom.
Foto: reuters
Tidak ada sedikit pun wilayah di Douma, Suriah yang belum pernah dihantam bom.

REPUBLIKA.CO.ID, DAMASKUS -- Pasukan Suriah kembali melancarkan serangan untuk merebut kembali wilayah oposisi terakhir yang ada di dekat Damaskus. Serangan darat dan udara dilancarkan ke Douma.

Douma merupakan wilayah terakhir yang dikuasai pemberontak. Setidaknya 40 warga sipil tewas pada Jumat (6/4) karena serangan udara pasukan Suriah.

Direktur Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia, Rami Abdel Rahman mengatakan ratusan serangan udara telah terjadi di Douma. Serangan udara itu mendukung peluncuran serangan tentara Suriah di bagian barat daya dan timur Douma, yang dikendalikan oleh faksi Islamis Jaysh al-Islam.

Televisi pemerintah Suriah mengatakan pasukan elit Republik memasuki kota setelah evakuasi warga sipil dan pemberontak dihentikan sehari sebelumnya. Jaysh al-Islam menyebut operasi yang dilakukan pemerintab Suriah sebagai pembantaian.

Seorang petugas medis di Douma mengatakan kepada Agence France-Press bahwa rumah sakit setempat dalam keadaan panik. Kebanyakan korban tewas sudah tidak dapat dikenali.

Dalam beberapa pekan terakhir, pasukan Suriah telah merebut kembali sebagian besar wilayah Ghouta timur melalui kombinasi serangan darat dan kesepakatan evakuasi yang ditengahi Rusia. Ini merupakan satu-satunya kubu oposisi dekat Damaskus tetap berada di luar kendali Presiden Suriah Bashar Assad sejak 2012.

Sementara beberapa kelompok pemberontak telah menyetujui evakuasi aman para pejuang mereka dan ribuan warga sipil dari Ghouta untuk mendekati perbatasan Turki di Suriah utara. Namun Jaish al-Islam menolak setiap dialog untuk evakuasi.

Pada Jumat, pejabat politik kelompok itu menyerukan pembicaraan baru untuk menghindarkan pertumpahan darah warga sipil. Namun, fraksi masih terus mempercayai pejuangnya dan keluarga mereka lebih aman di tempat mereka saat ini.

Observatorium mengatakan perpecahan dalam Jaysh al-Islam berarti bahwa beberapa anggota ingin keluar dari Douma. Namun kelompok garis keras tetap ingin tinggal dan berjuang.

Abdel Rahman mengatakan jika diskusi dengan Rusia - gagal maka Douma akan dihadapkan pada operasi militer besar. Perebutan kembali wilayah akhir pemberontak dekat Damaskus akan menjadi kemenangan terbesar presiden Suriah sejak 2016. Ini juga ajan menggarisbawahi posisinya yang tak tergoyahkan.

Sementara itu, beberapa granat juga jatuh di lingkungan Damaskus pada Jumat. Ini menewaskan sedikitnya empat orang dan melukai 20 lainnya.

Kantor Berita Suriah (SANA) yang dikelola pemerintah melaporkansebuah bom juga meledak di dekat sebuah masjid di ibukota Suriah, menewaskan sedikitnya satu orang dan melukai enam orang lainnya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement