Ahad 08 Apr 2018 07:37 WIB

Ekspor Ikan Bali Meningkat 56,84 Persen

Meski ekspor ikan naik, total ekspor Bali itu dibanding data Januari 2018 itu turun.

Ikan tuna, salah satu andalan ekspor hasil laut Indonesia.
Foto: http://www.ekobiz-parepare.com
Ikan tuna, salah satu andalan ekspor hasil laut Indonesia.

REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR -- Bali mengekspor ikan dan udang sebesar 11,174 juta dolar AS selama Februari 2018, atau meningkat 4,04 juta dolar AS. Angka tersebut naik 56,84 persen dari data bulan yang sama tahun sebelumnya sebesar 7,124 juta dolar AS.

"Namun, jiak dibandingkan dengan bulan sebelumnya perolehan devisa itu merosot 2,847 juta dolar AS atau 20,31 persen. Karena pada Januari 2018 pengapalan ikan dan udang itu meraup hingga 14,021 juta dolar AS," kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bali Adi Nugroho, di Denpasar, Ahad (8/4).

Ia mengatakan, pengapalan ikan dan udang itu mampu memberikan kontribusi sebesar 24,69 persen dari total nilai ekspor Bali mencapai 45,260 juta dolar AS selama Februari 2018, meningkat 110.657 atau 0,25 persen dibanding bulan yang sama tahun sebelumnya (Februari 2017). Saat itu tercatat 45,150 juta dolar AS.

Namun, total ekspor Bali tersebut dibanding dengan data Januari 2018 menurun 4,44 juta dolar AS atau 8,93 persen. Karena total ekspor Bali pada bulan Januari 2018 sebesar 49,701 juta dolar AS.

Adi Nugroho menambahkan, ikan dan udang hasil tangkapan nelayan maupun perusahaan-perusahaan besar yang mangkal di Pelabuhan Benoa, Denpasar paling banyak diserap pasaran Amerika Serikat. Jumlahnya mencapai 30,75 persen, menyusul Cina 26,90 persen, dan Jepang 18,79 persen.

Selain itu, juga diserap pasaran Australia 4,48 persen, Hong Kong 3,30 persen, Italia 1,12 persen, Jerman 0,76 persen, Singapura 0,86 persen. Selanjutnya, Prancis 0,53 persen, Spanyol 0,09 persen, dan 12,43 persen sisanya dikirim ke berbagai negara lainnya di belahan dunia.

Sementara itu, ekspor hasil perikanan dan kelautan dari Bali selama 2017 menurut Kepala Bidang Pengembangan Perdagangan Luar Negeri Dinas Perindustrian dan Perdagangan setempat Bali Anak Agung Ngurah Bagawinata sebesar 326,57 juta dolar AS. Angka itu meningkat 104,04 juta dolar AS atau 46,76 persen dibanding tahun sebelumnya tercatat 222,52 juta dolar AS.

Perolehan devisa tersebut mampu memberikan andil sebesar 48,05 persen dari total nilai ekspor Bali sebesar 679,59 juta dolar AS selama 2017. Bali mengapalkan 11 jenis hasil perikanan dan kelautan. Namun, mata dagangan sirip ikan hiu tidak lagi menghasilkan devisa serta rumput laut volume dan perolehan devisanya terus melorot.

Dari sembilan jenis komoditas hasil perikanan dan kelautan yang paling menonjol adalah ikan tuna dalam bentuk segar dan beku yang mampu menghasilkan 150,15 juta dolar AS, meningkat 64,73 juta dolar AS, atau 75,79 persen dibanding tahun sebelumnya yang tercatat 85.41 juta dolar AS.

Setelah ikan tuna menyusul pengapalan aneka jenis ikan lainnya senilai 103,66 juta dolar AS, ikan kakap sebanyak 1.514,46 ton senilai 39,63 juta dolar AS, ikan hias hidup sebanyak 861 ekor seharga 1.755 dolar AS. Lalu ada ikan kerapu 26,32 juta dolar AS, dan udang 13,24 ton seharga 439,107 dolar AS.

 

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement