Senin 09 Apr 2018 13:38 WIB

Kanada Kecam Rezim Assad

Serangan gas beracun terjadi di Douma, Ghouta Timur di Suriah pada Sabtu (7/4) malam

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Nidia Zuraya
Menteri Luar Negeri Kanada Chrystia Freeland.
Foto: REUTERS/Chris Wattie
Menteri Luar Negeri Kanada Chrystia Freeland.

REPUBLIKA.CO.ID, OTTAWA -- Menteri Luar Negeri Kanada Chrystia Freeland mengecam serangan gas beracun yang diduga senjata kimia di Douma, Ghouta Timur, Suriah. Menurutnya, Presiden Suriah Bashar al-Assad adalah sosok yang bertanggung jawab atas terjadinya serangan tersebut.

Kanada dikejutkan oleh penggunaan senjata kimia terhadap orang-orang di Ghouta Timur, Suriah, pada 7 April 2018, yang mengakibatkan puluhan korban jiwa. "Hati kami mengiringi mereka yang kehilangan keluarga dan orang-orang terkasih," kata Freeland dalam sebuah pernyataan pada Ahad (8/4), dikutip laman Anadolu.

Ia mengatakan, Assad harus bertanggung jawab atas terjadinya serangan mematikan tersebut. Menurutnya, penggunaan senjata kimia memang telah berulang kali digunakan oleh rezim Assad dan hal ini dikonfirmasi penyelidik internasional independen.

Ini adalah bagian dari strategi yang disengaja untuk meneror penduduk lokal dan memaksa mereka tunduk. "Kanada mengecam rezim Assad dan pendukungnya, Rusia serta Iran, atas pelanggaran berat hak asasi manusia yang berulang-ulang dan berlanjut, penargetan secara sengaja terhadap warga sipil," ujar Freeland.

Ia menegaskan serangan dengan menggunakan senjata kimia merupakan bentuk kejahatan perang. Kanada, bersama dengan mitra internasionalnya, akan mengejar pertanggungjawaban atas kekejaman ini dengan semua cara yang tersedia. "Mereka yang bertanggung jawab harus dibawa ke pengadilan dan pembantaian warga sipilyang tidak bersalah harus berakhir," katanya.

Serangangas beracun di Douma, Ghouta Timur, terjadi pada Jumat pekan lalu. Hingga saat ini jumlah korban tewas akibat serangan tersebut dilaporkan telah mencapai sedikitnya 70 orang. Douma merupakan sebuah wilayah yang masih dikuasai kelompok pemberontak.

Pemerintah Suriah telah membantah tudingan bahwa mereka melakukan serangan dengan menggunakan senjata kimia ke Douma. Bantahan juga dinyatakan oleh sekutu Suriah, yakni Rusia. "Kami jelas membantah informasi ini (serangan senjata kimia di Douma)," ujar Kepala Pusat Perdamaiandan Rekonsiliasi Rusia di Suriah Mayor Jenderal Yuri Yevtushenko pada Ahad(8/4).

Ia mengatakan akan membuktikan bahwa informasi terkait serangan senjata kimia diDouma adalah keliru dan menyesatkan. "Kami dengan ini mengumumkan bahwa kamisiap mengirim ahli Rusia dalam bidang radiasi, pertahanan kimia, dan biologiuntuk mengumpulkan informasi, segera setelah Douma dibebaskan dari milisi. Ini akan mengonfirmasi sifat palsu dari laporan ini," kata Yevtushenko.

Pada Agustus 2015, Dewan Keamanan PBB sempat membentuk Mekanisme Investigasi Bersama (MIB) untuk menyelidiki dugaan pengguaan senjata kimia oleh Suriah. Dalam laporannya akhir tahun lalu, MIB menyalahkan rezim pemerintah Suriah atas serangan senjata kimia yang terjadi di Khan Sheikhoun. Dalam peristiwa tersebut, sedikitnya 100 warga Suriah, termasuk anak-anak, tewas akibat menghirup gas beracun.

Laporan tentang penggunaan senjata kimia di Suriah memang terus bermunculan. Hal ini dipicu oleh sebuah serangan pada Agustus 2013 di Ghouta Timur, dekat Damaskus. Kala itu, serangan yang diyakini memanfaatkan senjata kimia menewaskan lebih dari 1.400 orang.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement