REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Lembaga pemeringkat internasional Moody's menaikkan peringkat utang Indonesia. Dengan begitu, peringkat utama Indonesia kini Baa2 atau outlook stabil. Sebelumnya ada di posisi Baa3 atau outlook positif.
Consultant Asian Development Bank Institute (ADBI) Eric Sugandi menilai, dalam jangka pendek, dampak kenaikan rating itu bisa membantu memberikan sentimen positif ke pelaku pasar obligasi di Indonesia. Bahkan positif pula untuk mata uang rupiah.
"Lalu dalam jangka yang lebih panjang, rating upgrade dari Moodys bisa membantu menurunkan biaya penerbitan obligasi atau menurunkan yield. Sekaligus membuka kemungkinan bagi global fund managers untuk menambah alokasi investasi di SBN indonesia pada basket investasi mereka," jelas Eric kepada Republika.co.id, Ahad, (15/4).
Jika kenaikkan rating ini mendorong lebih banyak investor portofolio yang masuk ke Indonesia, dia mengatakan, dampaknya akan positif bagi pertumbuhan pasar finansial di Tanah Air. Hanya saja perlu diingat, investasi portofolio asing juga mengandung risiko capital outflows yang bisa menekan kurs rupiah.
Berbeda dengan investor sektor ril, ia menjelaskan, investor portofolio punya horizon investasi lebih pendek. "Mereka bisa keluarkan dananya dari Indonesia jika melihat adanya risiko global atau risiko domestik di Indonesia. Atau jika mereka melihat potensi returns lebih besar di negara lain," tuturnya. Selain itu, menurutnya perlu juga dipikirkan bagaimana chanelling sebagian dana dari pasar finansial tersebut ke sektor riil.