Selasa 17 Apr 2018 08:56 WIB

Trump Disebut Tunda Sanksi Tambahan Terhadap Rusia

Pejabat senior AS mengungkap kekhawatiran Trump soal negosiasi damai dengan Rusia.

Rep: Marniati/ Red: Teguh Firmansyah
Donald Trump
Foto: AP
Donald Trump

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump  menunda memberlakukan sanksi tambahan terhadap Rusia. The Washington Post pertama kali melaporkan Trump telah menghentikan rencana untuk sanksi ekonomi tambahan di Rusia.

Pejabat senior AS yang menjadi narasumber mengatakan Trump khawatir jika menerapkan lebih banyak sanksi maka akan mengganggu upayanya untuk merundingkan perjanjian dengan Presiden Rusia Vladimir Putin dalam memerangi ekstremisme, pengawasan penggunaan internet dan masalah lain.

AS telah mengambil serangkaian tindakan baru-baru ini terhadap Rusia. Termasuk mengusir diplomat atas kasus keracunan mantan mata-mata Rusia di Inggris dan menjatuhkan sanksi terhadap 24 warga Rusia. Moskow juga telah dituduh ikut campur dalam pemilihan presiden AS. Rusia membantah tuduhan tersebut.

Pejabat itu menambahkan Trump telah menyatakan keprihatinannya terkait hubungan Rusia dan AS. Jika pemerintahannya tidak berhati-hati, maka ketegangan antara Washington dan Moskow - sudah dalam kondisi terburuk sejak Perang Dingin - dapat meningkat secara berbahaya.

Sementara itu pihak Gedung Putih mengatakan pemerintah sedang mempertimbangkan sanksi tambahan pada Rusia dan keputusan akan dibuat dalam waktu dekat."Trump masih percaya dia bisa bernegosiasi dengan Putin, tetapi itu tidak mungkin produktif jika dia juga mengkritiknya berulang kali," kata pejabat AS.

Trump mengkritik Putin menyusul dugaan serangan gas di Suriah. Putin dinilai mendukung Assad. Washington mengatakan mereka memiliki  bukti  pasukan Suriah melakukan serangan senjata kimia mematikan pada 7 April.

 

Duta Besar AS untuk PBB Nikki Haley mengatakan pada Ahad bahwa Washington sedang menyiapkan sanksi baru terhadap Rusia atas dukungannya terhadap Presiden Suriah Bashar al-Assad. Namun menurut pejabat Washington, Haley tak terlalu tahu menahu soal sanksi.

"Haley sudah keluar dari masalah kali ini," kata pejabat tersebut.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement