Kamis 19 Apr 2018 15:37 WIB

Petani Karawang Curhat ke Rini Soal Anjloknya Harga Gabah

Harga gabah kering pungut saat ini Rp 4.500 per kilogram.

Rep: Ita Nina Winarsih/ Red: Teguh Firmansyah
Menteri BUMN Rini Soemarno, didampingi Dirut PT Pupuk Indonesia Aas Asikin Idat, saat mengunjungi BUMDes PT Mitra Desa Bersama Tempuran, di Kecamatan Rawamerta, Karawang, Kamis (19/4).
Foto: Republika/Ita Nina Winarsih
Menteri BUMN Rini Soemarno, didampingi Dirut PT Pupuk Indonesia Aas Asikin Idat, saat mengunjungi BUMDes PT Mitra Desa Bersama Tempuran, di Kecamatan Rawamerta, Karawang, Kamis (19/4).

REPUBLIKA.CO.ID, KARAWANG -- Sejumlah petani di Kabupaten Karawang, berharap harga gabah saat musim panen raya tetap stabil. Saat musim panen harga komoditi tersebut akan terus turun karena permainan para tengkulak.

 

Termasuk sekarang, harga gabah kering pungut (kondisi basah) hanya Rp 4.500 per kilogram, turun dibanding harga dua bulan yang lalu.

Iyah Suma (62) petani asal Desa Lemah Duhur, Kecamatan Tempuran, mengatakan, saat ini harga gabah terus turun seiring dengan musim panen raya. Kondisi ini, jelas dikeluhkan petani. Sebab, dengan penurunan harga gabah ini, keuntungan yang diterima petani selama satu musim kemarin juga ikut terdampak.

"Kalau gabahnya murah, untung yang kami peroleh semakin kecil. Bahkan, tak sebanding dengan biaya produksi yang kian membengkak,"ujar Iyah, kepada Republika.co.id di sela-sela acara BUMN Peduli, Kamis (19/4).

 

Iyah sangat berharap jika harga gabah tetap stabil. Tak terpengaruh dengan panen raya. Bahkan, idealnya harga gabah basah itu, paling murah Rp 5.000 per kilogram.

Jika harga gabah Rp 5.000, lanjutnya, senyum petani bisa mengembang. Pasalnya, dengan harga sebesar itu, maka petani akan memeroleh penghasilan Rp 30 juta. Dengan asumsi, hasil produksinya mencapai enam ton per hektare.

Penghasilan tersebut, dipotong untuk biaya produksi sebesar Rp 10 juta untuk setiap hektarenya. Maka, keuntungan petani mencapai Rp 20 juta untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga.

"Sepertinya ini hanya angan-angan saja. Sebab, tidak mungkin harga gabah tetap stabil. Minimalnya diangka Rp 5.000 per kilogram," ujar petani yang menggarap satu hektare lahan ini.

Petani lainnya, Suhayat (45 tahun) mengatakan, Karawang ini merupakan daerah lumbung padi. Tetapi, mayoritas petaninya sering tidak menikmati harga gabah yang bagus. Karena itu, dengan kedatangan Menteri BUMN Rini Soemarno ke wilayah ini, diharapkan ke depan akan ada perubahan.

"Kami berharap, Ibu Menteri yang merupakan perwakilan pemerintah bisa memberikan jaminan soal kestabilan harga gabah," ujarnya.

Dalam kesempatan yang sama, Menteri BUMN Rini Soemarno, mengatakan, saat ini pemerintah pusat sudah mengeluarkan kebijakan untuk menstabilkan harga hasil produksi petani. Salah satunya, dengan menggulirkan progran sergap gabah. Dengan adanya program ini, pemerintah berupaya hadir ditengah-tengah kesulitan petani.

"Bapak Presiden sudah keluarkan program sergap gabah, tujuannya untuk menyetabilkan harga di tingkat petani. Supaya, hasil produksi petani ini tidak diatur oleh tengkulak," ujar Rini.

Karenanya, Kementerian BUMN sudah menunjuk sejumlah perusahaan BUMN untuk turut menyukseskan program sergap ini. Program ini, diluar tugas Bulog dalam menyerap gabah petani.

Terkait dengan harga, pihaknya akan membeli gabah petani dengan harga di pasaran. Tentunya, harga ini di atas harga pembelian pemerintah (HPP). Jadi, berapapun harganya pemerintah siap membeli gabah petani tersebut."Untuk program sergap ini, kita mengerahkan sejumlah perusahan BUMN. Salah satunya, Pupuk Indonesia beserta anak perusahaannya," jelas Rini.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement