REPUBLIKA.CO.ID, SUMBAWA -- Pasangan calon gubernur dan wakil gubernur NTB, Zulkieflimansyah dan Sitti Rohmi Djalilah, optimistis mampu memenangkan Pilgub NTB 2018. Kendati demikian, Zulkieflimansyah mengakui timnya masih harus bekerja keras.
Zul mengatakan, berdasarkan hasil survei terakhir beberapa lembaga survei, paslon yang diusung PKS dan Demokrat ini menang di Pulau Sumbawa dan tiga kabupaten di Lombok, yakni Lombok Timur, Lombok Utara dan Lombok Barat. Sementara di Kabupaten Lombok Tengah dan Kota Mataram, pasnagan ini diprediksi kalah.
"Hasil survei terakhir, alhamdulillah, namun masih kalah di Lombok Tengah dan Kota Mataram sehingga dibutuhkan upaya dan kerja keras dari tim dan relawan," ujar Zul saat menghadiri Musyawarah Anak Cabang (Musancab) DPC Partai Demokrat Zona III yang dipusatkan di Gedung Diponegoro, Sumbawa, Sabtu (21/4).
Zul mengajak timnya memanfaatkan waktu tersisa untuk meraih kemenangan di semua kabupaten/kota. Zul mengakui awalnya banyak yang meragukan pasangan Zul-Rohmi untuk bisa bersaing dengan tiga pasangan lainnya.
Hal ini lantaran dirinya akan bersaing dengan para bupati dan wali kota di NTB. Sedangkan, Zul yang merupakan anggota DPR RI menggandeng kakak kandung TGB, Sitti Rohmi Djalilah, yang merupakan rektor Universitas Hamzanwadi.
Zul Bercerita
Zul juga mengaku terinspirasi dengan salah satu buku yang sangat terkenal di Amerika berjudul "The Engenering Corporation". Buku ini mengulas tentang bagaimana permainan dalam industri dan dalam persaingan kemudian di tata ulang.
Buku ini juga telah banyak menginspirasikan perusahaan-perusahan besar maupun industri besar di Amerika. Dalam penggalan buku ini, menceritakan dua orang pimpinan eksekutif.
Keduanya ingin membicarakan sesuatu yang sangat rahasia dan tidak boleh didengar orang lain. Keduanya pun bersepakat untuk membicarakannya sambil bermain Golf.
Zul berkisah mereka memilih bermain di lapangan Golf yang jauh dari kota dan dekat dengan hutan, agar lebih tenang. “Sembari berdiskusi, mulailah memukul bola di hole pertama,” kata dia.
Namun pada pukulan hole ketiga, salah satu eksekutif memukul bola terlampau keras sehingga bola melambung dan terjatuh persis di pinggir hutan. “Keduanya berjalan menuju bola sambil berdiskusi asyik sehingga mereka tidak sadar sudah berada di dalam hutan," kisah Zul.
Keduanya, lanjut Zul, sadar bahwa konon menurut masyarakat setempat di sekeliling hutan tersebut masih banyak binatang buasnya. Belum sempat mereka mengambil bola, sudah ada seekor macan yang sedang menunggu sambil mengibas-ibas ekornya.
"Kedua eksekutif itu mulai berpikir antara maju atau mundur, karena seekor Macan buas tersebut siap mengejar dan menerkamnya," lanjut Zul.
Akhirnya, salah seorang di antaranya mulai membuka sepatu, kaos kaki, dan sarung tangan. Melihat itu, eksekutif satunya sedikit heran dan bertanya mengenai tingkah rekannya tersebut.
"Wahai sahabat kenapa membuka sepatu, kaos kaki, serta sarung tangan, sementara macan itu lebih cepat larinya dari kita,” tanya seorang eksekutif.
Pertanyaan tersebut dijawab: "benar sahabatku, saya buka sepatu, kaos kaki, dan sarung tangan agar saya bisa lari lebih cepat daripada Anda. Sebab tidak mungkin Macan itu menerkam kita sekaligus, tentu diterkam satu per satu. Sehingga saya masih punya kesempatan untuk bisa selamat."
Menurut Zul, intisari dari cerita di buku tersebut di dalam berpolitik terlampau banyak macan yang sudah siap menerkam. Ia menambahkan politisi yang akan menang adalah politisi yang sudah siap dan mengetahui persis bahwa ada macan yang menunggu di sana.
Tentunya karena Macan lebih cepat lari darinya, dia mengatakan, tugas politisi itu harus mempersiapkan diri sematang mungkin dengan cara membuka sepatu, kaos kaki, dan sarung tangan agar mampu berlari lebih cepat. Minimal, dia mengatakan, berlari lebih cepat dari teman-teman yang ada di sampingnya.
"Saya kira filosofi sederhana dari buku ini menjadi inspirasi bagi saya dalam menghadapi Pilgub 2018 ini," kata Zul menambahkan.