Senin 23 Apr 2018 03:04 WIB

Jenazah Imam Palestina akan Dibawa ke Gaza

Polisi mengumpulkan semua informasi sambil menunggu sketsa tersangka.

Foto handout yang dibuat pada 21 April 2018 oleh Humanitarian Care Malaysia (MyCARE) menunjukkan seorang ilmuwan Palestina, Fadi Mohammad al-Batsh (35 tahun). Al-Batsh dilaporkan tewas dalam penembakan sepeda motor, di Kuala Lumpur, Malaysia pada 21 April 2018.
Foto: EPA-EFE
Foto handout yang dibuat pada 21 April 2018 oleh Humanitarian Care Malaysia (MyCARE) menunjukkan seorang ilmuwan Palestina, Fadi Mohammad al-Batsh (35 tahun). Al-Batsh dilaporkan tewas dalam penembakan sepeda motor, di Kuala Lumpur, Malaysia pada 21 April 2018.

REPUBLIKA.CO.ID, KUALA LUMPUR -- Jenazah dosen dan imam warga Palestina Dr Fadi M R Albatsh Fatma yang ditembak mati orang tidak dikenal di Malaysia akan dibawa pulang ke Gaza, Palestina. Hal tersebut atas permintaan keluarganya.

Duta Besar Palestina di Malaysia, Datuk Dr Anwar Al Agha, mengatakan sudah berupaya memproses pemulangan jenazah Fadi ke Gaza. Namun, dia mengatakan, hal tersebut mungkin memerlukan beberapa waktu.

Pada Sabtu (21/4) sekitar jam 06.00 pagi waktu setempat, korban ditembak mati ketika berjalan ke surau di luar sebuah kondominium di Jalan Gombak, Setapak. Kala itu, korban sedang berjalan untuk menunaikan shalat Subuh.

Anwar mengatakan, pihak kedutaan sudah menghubungi semua pihak, termasuk jenazah akan melalui Mesir untuk ke Gaza. "Kami menerima petunjuk yang jelas dari Presiden Palestina Mahmoud Abbas untuk mengurus segala perlengkapan terkait kepulangan Fadi dan keluarganya ke Gaza," katanya di Kuala Lumpur, Ahad (22/4).

photo
Pejuang Ezz al-Din Al-Qassam, sayap militer gerakan Hamas, mengucapkan belasungkawa, kepada keluarga insinyur Fady Al-Batsh di dekat rumah keluarganya di Jabaliya, bagian utara Jalur Gaza, Palestina. (EPA-EFE/MOHAMMED SABER)

Dia menegaskan belum bisa memberikan waktu yang tepat untuk pemulangan jenazah karena proses autopsi masih berjalan. Selain itu, perundingan sedang diusahakan dan pihak kedutaan percaya Pemerintah Malaysia akan membantu.

"Kami perlu berbicara dengan Pemerintah Mesir karena kami akan membawa jenazah dari Kaherah untuk ke Gaza. Ia bukan perkara mudah kerana kami perlu menghormati undang-undang negara terkait," katanya.

Pada kesempatan terpisah, Kepala Polisi Diraja Malaysia Inspektur Jenderal Tan Sri Mohamad Fuzi Harun mengatakan, menurut catatan MERS 999, panggilan darurat diterima pada pukul 06:01. Kemudian, mobil patroli diinstruksikan untuk ke lokasi pada pukul 06.44 pagi.

"Polisi mengumpulkan semua informasi yang mereka miliki sambil menunggu sketsa tersangka. Kami belum mengonfirmasi apakah mereka yang terlibat adalah orang Eropa, ini didasarkan pada pernyataan awal yang dicatat dari saksi," katanya.

Dia mengatakan, polisi masih berupaya mengidentifikasi motif kasus tersebut apakah terkait dengan konflik di Palestina atau bukan.

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement