Kamis 26 Apr 2018 02:18 WIB

Belum Dipinang Parpol untuk Pilpres 2019, Ini Kata Gatot

Menurut Gatot, para ketua umum partai politik adalah politikus ulung.

Mantan Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo memaparkan pandangannya saat berkunjung ke kantor Republika, Jakarta, Rabu (28/3).
Foto: Republika/Prayogi
Mantan Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo memaparkan pandangannya saat berkunjung ke kantor Republika, Jakarta, Rabu (28/3).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Mantan Panglima TNI Jenderal TNI (Purn) Gatot Nurmantyo menilai seluruh ketua umum partai politik di Indonesia adalah politikus ulung. Para politikus ulung itu, kata Gatot, yang mengkaji benar segala urusan terkait Pilpres 2019.

"Ketua-ketua partai adalah politikus-politikus ulung. Mereka melihat situasi semuanya sampai dengan menjelang Agustus (penutupan pendaftaran Pilpres), itu yang harus kita pahami, tidak bisa dipaksakan," jelas Gatot usai menjadi pembicara Urun Rembuk Kebangsaan yang digagas Nusantara Foundation di Auditorium Perpustakaan Nasional, Jakarta, Rabu (25/4).

Pernyataan Gatot itu dilontarkan menyikapi belum adanya partai yang secara serius meminangnya sebagai calon Presiden 2019. Menurut dia, saat ini komunikasinya dengan seluruh partai politik masih cair.

"Semua melihat situasi, dan semua bisa berubah karena politik itu yang tidak mungkin bisa menjadi mungkin," kata dia.

Sementara itu terkait mulai maraknya relawan yang mendukung dirinya maju dalam Pilpres 2019, Gatot menyatakan bangga karena tidak ada satu pun dari kelompok relawan itu yang ia kenal. "Saya bangga dan terima kasih karena, jujur dari lubuk hati saya yang paling dalam, saya tidak kenal dengan relawan-relawan tersebut, tetapi saya mendengar, saya melihat, di tiap-tiap provinsi ada, kabupaten ada, ini sangat luar biasa," katanya.

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement