REPUBLIKA.CO.ID, TEL AVIV -- Israel mengancam akan menyerang sistem pertahanan anti-pesawat Rusia di Suriah. Hal itu dilakukan bila sistem pertahanan tersebut digunakan untuk menyerang jet-jet Israel.
"Yang terpenting adalah bahwa sistem pertahanan yang dipasok Rusia ke Suriah tidak digunakan untuk melawan kami. Satu hal yang harus jelas, jika seseorang menembak ke pesawat kami, kami akan menghancurkannya. Tidak masalah apakah itu S-300 atau S-700," kata Menteri Pertahanan Israel Avigdor Lieberman, dikutip laman Asharq Al-Awsat, Rabu (25/4).
S-300 merupakan sistem pertahanan anti-pesawat Rusia yang hendak dioperasikan di Suriah. Selain S-300, Rusia juga dilaporkan akan memboyong sistem pertahanan anti-pesawat S-400 ke negara tersebut.
Kendati demikian, Lieberman mengklaim sistem pertahanan S-300 sebenarnya telah dioperasikan di Suriah. Namun hingga saat ini, sistem pertahanan tersebut belum digunakan untuk menyerang jet-jet Israel.
Sebelumnya Lieberman mengatakan, Rusia tidak bisa membatasi tindakan yang diambil Israel terhadap Suriah. Israel akan melakukan apa pun guna melindungi keamanan nasionalnya.
"Kami akan mempertahankan kebebasan bertindak sepenuhnya. Kami tidak akan menerima pembatasan apa pun ketika menyangkut pembelaan terhadap kepentingan keamanan kami," katanya pada pertengahan April lalu.
Ia mengatakan, Israel memiliki perhatian khusus di Suriah, terutama terkait kehadiran militer Iran di negara tersebut. Lieberman menganggap Iran merupakan ancaman serius bagi keamanan nasional Israel.
"Kami tidak akan mentoleransi kekuatan militer Iran yang signifikan di Suriah dalam bentuk pelabuhan militer, bandara, atau penyebaran persenjataan yang canggih," ujar Lieberman.
Pada 9 April lalu, tujuh personel Iran termasuk di antara 14 korban tewas akibat serangan di pangkalan udara T-4 di Suriah. Iran dan Rusia menuding Israel yang melakukan serangan tersebut. Israel tidak membantah atau membenarkan tudingan ini.