Kamis 26 Apr 2018 13:06 WIB

Lokasi Ledakan Sumur Minyak di Aceh Disterilkan

Korban tewas akibat ledakan sumur minyak di Rantau Peurlak mencapai 21 orang.

Rep: Arif Satrio Nugroho/ Red: Andri Saubani
Petugas Pertamina mendeteksi gas dengan menggunakan Gas Detector di titik ledakan semburan api sumur minyak ilegal di Desa Pasir Putih, Ranto Panjang Peureulak, Aceh Timur, Kamis (26/4).
Foto: Antara/Rahmad
Petugas Pertamina mendeteksi gas dengan menggunakan Gas Detector di titik ledakan semburan api sumur minyak ilegal di Desa Pasir Putih, Ranto Panjang Peureulak, Aceh Timur, Kamis (26/4).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepolisian Resor Aceh Timur masih terus melakukan penyelidikan terkait meledaknya sumur tradisional di Pasir Putih, Rantau Peurlak, Aceh Timur, yang menewaskan 21 orang. Untuk kepentingan tersebut, daerah di sekitar parit lokasi kejadian dilakukan sterilisasi.

"Untuk radius 100-150 meter persegi sudah kita sterilisasi," kata Kapolres Aceh Timur AKBP Wahyu Kuncoro saat dihubungi, Kamis (26/4).

Kuncoro mengatakan, sterilisasi tersebut dilakukan di sekitar sumur galian atau parit terjadinya pusat ledakan dan kebakaran. Parit tersebut, kata Kuncoro dikenal dengan nama 'Parit Gajah' karena ukurannya. Kedalaman sumur tempat terjadi ledakan tersebut sedalam3 meter. Adapun lebarnya kurang lebih 3 meter.

In Picture: Pendinginan Area Ledakan Sumur Minyak di Aceh.

Kuncoro menjelaskan, saat ini proses pemadaman sudah usai berkat bantuan dari pihak Pertamina. Menurutnya, api berhasil padam beberapa saat setelah disemprot racun api oleh Pertamina pada Kamis (26/4) pagi. "Tadi pagi entah bagaimana apakah tekanan gasnya sudah agak berkurang sehingga apinya turun," kata dia.

Saat ini, semburan api yang keluar berganti dengan semburan air yang mengandung minyak. Namun menurut Kuncoro, kandungan air lebih banyak dalam semburan tersebut. Semburan tersebut tingginya sekitar 40 hingga 50 meter.

Terkait penyelidikan kasus ini, Polres mendapatkan bantuan dari Laboratoriun Forensik Medan dan Polda NAD, serta Pertamina dan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) untuk bantuan teknis. Namun, kepolisian belum bisa memeriksa saksi-saksi korban karena masih dirawat.

"Ya untuk sementara kita fokus pada pertolongan korban, memang kita ada tahapan tahapan, yang mana yang harus diprioritaskan terlebih dahulu," ujar Kuncoro.

Polisi bersama pemangku kebijakan setempat juga masih berupaya memberikan imbauan masyarakat agar menghindari melakukan penggalian atau pengeboran minyak dengan sumur ilegal ini. Sehingga, kejadian serupa diharapkan tidak terjadi kembali.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement