Kamis 26 Apr 2018 20:34 WIB

'Gatot Nurmantyo Harus Kerja Keras'

Jika diusung, Gatot harus memastikan agar partai tidak rugi mengorbankan kadernya

Rep: Adinda Priyanka/ Red: Bilal Ramadhan
Mantan Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo saat berkunjung ke kantor Republika, Jakarta, Rabu (28/3).
Foto: Republika/Prayogi
Mantan Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo saat berkunjung ke kantor Republika, Jakarta, Rabu (28/3).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat Politik dari Universitas Indonesia, Arbi Sanit menjelaskan, Gatot Nurmantyo harus bekerja keras apabila ingin maju ke Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019 sebagai calon presiden (capres) alternatif. Sebab, sampai saat ini, Gatot belum mendapatkan tempat dalam pasar capres dan cawapres.

Saat ini, partai-partai politik telah berkutat untuk mempertahankan ketua-ketuanya, baik untuk menjadi capres maupun cawapres. "Apabila Gatot ingin mengambil alih, ia harus memastikan apa yang bisa dijual hingga partai harus mengorbankan orang-orangnya," tutur Arbi ketika dihubungi Republika.co.id, Kamis (26/4).

Menurut Arbi, pengusung Gatot maupun partai politik harus mempelajari apa saja kelebihan dari Gatot dibandingkan semua orang yang sudah terlebih dahulu masuk bursa capres, yakni Jokowi dan Prabowo. Jika Gatot melebihi kapasitas kepercayaan publik, mungkin saja banyak partai yang ingin merekrut dia.

Tapi, Arbi pesimistis akan kemungkinan majunya Gatot ke Pilpres 2019. Sebab, melihat kondisi Gatot saat ini, ia belum memiliki kekuatan untuk dijual ke partai politik.

"Apa yang bisa didapat partai politik dari mantang panglima TNI itu. Kepemimpinan tidak ada, pengalaman dan popularitas pun cenderung masih kurang," ucap lelaki kelahiran Sumatera Barat itu.

Nama Gatot muncul sebagai capres alternatif melalui survei dari lembaga Kelompok Diskusi dan Kajian Opini Publik Indonesia (Kedai Kopi). Berdasarkan data dari laman resmi Kedai Kopi, sebanyak 27,4 persen memilih nama Gatot sebagai capres yang paling tepat jika Jokowi dan Prabowo tidak mencalonkan diri pada Pilpres 2019.

Selain Gatot, muncul juga nama Rizal Ramli, Susi Pudjiastuti, Anies Baswedan dan Tuan Guru Bajang Zainul Majdi. Survei dilakukan terhadap 1.033 responden di 34 provinsi. Responden adalah masyarakat umum (calon pemilih berusia lebih dari 17 tahun atau sudah menikah) yang diwawancarai melalui sambungan telepon.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement