Selasa 01 May 2018 16:31 WIB

Presiden KSPI: Menangkan Prabowo Jadi Presiden

Presiden KSPI Said Iqbal menyatakan 2019 ganti presiden dengan memenangkan Prabowo.

Rep: Febrian Fachri / Red: Ratna Puspita
Sekitar delapan ribu massa buruh KSPI memadati area dalam Istora Senayan, Jakarta, dalam rangkaian acara May Day, Selasa (1/5).
Foto: Republika/Amri Amrullah
Sekitar delapan ribu massa buruh KSPI memadati area dalam Istora Senayan, Jakarta, dalam rangkaian acara May Day, Selasa (1/5).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) Said Iqbal menyerukan kepada ribuan massa aksi May Day di Istora Senayan, Jakarta, Selasa (1/5), untuk memenangkan Prabowo Subianto pada pemilihan presiden (pilpres) 2019. Ribuan buruh dari KSPI berkumpul di Istora Senayan untuk merayakan Hari Buruh Sedunia atau May Day sekaligus mendeklarasikan dukungan kepada Prabowo. 

"Intinya tidak panjang-panjang, 2019 ganti presiden. Menangkan Prabowo Subianto," kata Said.

Said menyebut Prabowo adalah capres yang bersedia menandatangani 10 tuntutan buruh dan rakyat yang tertera di dalam kontrak politik. Said meminta kepada semua buruh di Indonesia untuk mengumpulkan kekuatan untuk memenangkan Prabowo pada Pemilu 2019.

"Siap memenangkan Prabowo? Siaaap," teriak Said.

photo
Calon presiden dari Partai Gerindra Prabowo Subianto menghadiri rangkaian acara buruh KSPI, May Day di Istora Senayan, Selasa (1/5). (Republika/Amri Amrullah)

Saat berorasi, Said membeberkan beberapa keluhan dan kondisi buruh di Indonesia. Ia menyebut daya beli buruh di Indonesia sangat lemah karena upah yang murah. Di sisi lain, harga listrik, beras, bahan bakar minyak (BBM), dan kebutuhan pokok lainnya melambung tinggi.

Said membandingkan kondisi buruh di negara-negara tetangga seperti Vietnam, Thailand, dan Australia. Di negara-negara itu, buruh menerima upah yang lebih tinggi dan harga kebutuhan tidak semahal di Indonesia. 

Dengan demikian, Said mengatakan, buruh di negara tetangga jauh lebih sejahtera dari buruh di Indonesia. Said ingin Indonesia juga memiliki buruh yang sejahtera yang mampu hidup layak di negeri sendiri.

Ia juga menyinggung tentang kedatangan Tenaga Kerja Asing yang dimudahkan pemerintah masuk dan bekerja di Indonesia. Menurut Said, hal itu harus dihentikan dengan cara mengganti presiden pada pemilu tahun depan.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement