Selasa 01 May 2018 17:37 WIB

Didukung Jadi Capres oleh Ribuan Buruh, Prabowo Merinding

Prabowo merasa dukungan ini adalah penghargaan tertinggi yang diterimanya.

Rep: Amri Amrullah/ Red: Bayu Hermawan
Calon Presiden dari Partai Gerindra Prabowo Subianto menghadiri rangkaian acara buruh KSPI, May Day di Istora Senayan, Selasa (1/5)
Foto: Republika/Amri Amrullah
Calon Presiden dari Partai Gerindra Prabowo Subianto menghadiri rangkaian acara buruh KSPI, May Day di Istora Senayan, Selasa (1/5)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Prabowo Subianto mengaku merinding mendapatkan dukungan dari ribuan massa buruh untuk menjadi calon presiden (capres) di pilpres 2019. Ketua Umum Partai Gerindra itu mengakui dukungan ribuan massa buruh ini merupakan penghargaan tertinggi yang pernah ia terima.

"Saya pernah menjadi Komandan Kopassus, tapi bagi saya mendapatkan dukungan dari ribuan buruh ini merupakan penghargaan tertinggi saya," kata Prabowo di Istora Senayan, Selasa (1/5).

Dukungan dari ribuan massa buruh KSPI ini menurut dia sungguh sangat berarti untuk mewujudkan kembali Indonesia yang berdaulat. Sebab Prabowo melihat pemerintah sekarang jauh dari harapan para buruh, termasuk petani, nelayan dan masyarakat kecil.

Bagaimana tidak, ketika pemerintah lebih memprioritaskan para pekerja asing dibandingkan pekerja lokal. Kemudian pemerintah lebih mengedepankan impor pangan yang merugikan petani dan masyarakat kecil.

"Saya melihat elit-elit Indonesia mereka tidak cinta kepada bangsa indonesia. Atau bisa jadi mereka tidak mampu menjaga kepentingan, kesejahteraan dan kekayaan bangsa Indonesia," katanya.

Geram melihat elit pemerintahan yang mengabaikan penderitaan rakyat itu, ia memutuskan apabila rakyat masih membutuhkannya, maka ia akan sangat siap melaksanakan tugas sebagai presiden. "Atas dasar itu saya siap maju kembali sebagai Presiden di 2019," ujarnya.

Dalam dukungan KSPI itu disebutkan juga 10 kesepakatan antara Prabowo dengan KSPI yang dijuluki dengan Sepuluh Tuntutan Rakyat. Pertama meningkatkan daya beli buruh dan masyarakat bawah, kedua menolak upah murah dengan mencabut mencabut Peraturan Pemerintah Nomor 78 Tahun 2015 tentang Pengupahan, dan merealisasikan 84 item Kebutuhan Hidup Layak (KHL).

Ketiga, lanjut Prabowo, menjalankan jaminan kesehatan kepada buruh dan rakyat berdasarkan prinsip yang adil. Keempat stop perbudakan modern berkedok outsourching, honorer dan magang. Kelima menciptakan lapangan kerja bagi pekerja lokal, dan mencabut Perpres no.20 /2018 soal Tenaga Kerja Asing (TKA).

Keenam mengangkat tenaga honorer dan pekerja honorer menjadi pekerja tetap. Ketujuh mewajibkan sekolah 12 tahun dan beasiswa bagi anak anak buruh hingga perguruan tinggi. Kedelapan menyediakan transportasi pabrik buruh murah dan bagi masyarakat yang tidak mampu.

"Menjadikan motor dan pengemudi ojek online sebagai transportasi umum, dan memberi hak berserikat bagi transportasi ojek online bagi pengemudi ojek online," papar Prabowo.

Kesembilan, lanjutnya, menyiapkan fasilitas rumah murah bagi pekerja dan buruh dengan uang muka 0 persen. Dan kesepuluh menuntaskan pendapatan pajak dan tax ratio melalui reformasi perpajakan yang berpihak pada buruh dan rakyat tidak mampu.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement