REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN -- Pemerintah Iran menyebut Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu sebagai pembohong. Pernyataan ini disampaikan setelah Netanyahu menyebut Iran telah menipu dunia tentang program nuklir.
Seperti dilansir dari laman BBC News, Rabu (2/5) Pemerintah Iran mengatakan tidak pernah berusaha membangun bom ketika menandatangani perjanjian internasional untuk mengekang aktivitas nuklir pada 2015.
"Netanyahu sebagai pembohong terkenal yang tidak memiliki apa-apa kecuali ahli kebohongandan penipuan," ujar Juru bicara departemen luar negeri Bahram Ghasemi, Selasa (1/5)
Akibat tudingan Netanyahu, Presiden AS Donald Trump mengancam akan menarik diri dari kesepakatan itu. Namun sekutu Amerika seperti Inggris dan Perancis telah menyerukan agar perjanjian itu dipertahankan, dengan alasan bahwa Iran telah mematuhinya. Teheran juga terus mengurangi kapasitas mereka untuk memproduksi uranium tingkat senjata.
Menteri Luar Negeri Javad Zarif mengatakan dokumen-dokumen yang dipakai Israel untuk menuduh Iran merupakan pengulangan dari tuduhan lama. Hal itu telah diketahui Badan Energi Atom Internasional (IAEA), pengawas nuklir PBB.
Adapun Mark Regev, duta besar Israel untuk London, mengatakan Pemerintah Iran dengan sengaja menyembunyikan program nuklir militernya.Sementara itu, Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo mengatakan dokumen itu membuktikan tanpa keraguan bahwa Iran tidak mengatakan yang sebenarnya.