REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono mempromosikan Jalur Pantai Selatan (Pansela) Jawa sebagai alternatif para pemudik tahun 2018. Jalur Pansela Jawa memiliki panjang 1.405 kilometer (km) yang membentang menyusuri garis tepi Pantai Selatan dari wilayah Provinsi Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Daerah Istimewa Yogyakarta, hingga Jawa Timur.
“Kami promosikan supaya orang tertarik lewat selatan," ujar dia melalui siaran pers, Ahad (6/5).
Dia mengatakan jalur Pansela Jawa dari Banten sampai ke Yogyakarta sudah bagus. “Hanya sedikit di Kebumen ada ruas yang belum dilebarkan dan akan dikerjakan tahun ini,” kata dia.
Namun, dia mengakui sebagian jalur Pansela Jawa di Jawa Timur, khususnya mulai Trenggalek-Tulung Agung-Malang-Banyuwangi belum tersambung. “Pembangunan Jalur Pansela dilakukan secara bertahap dan ditargetkan tersambung seluruhnya pada akhir 2019,” kata dia.
Bukan hanya sudah memiliki jalan yang baik, keberadaan destinasi wisata di sepanjang Pansela dapat dimanfaatkan pemudik. Pemudik akan disuguhi pemandangan hamparan sawah, pegunungan dan pantai sekaligus menjadi spot foto yang bagus bagi pemudik.
Sejumlah wisatawan menikmati panorama Pantai Glagah, Kulon Progo, Yogyakarta. (ANTARA FOTO)
Untuk obyek wisata pantai di sepanjang jalur Pansela Jawa Tengah dan Yogyakarta, terdapat sekitar 36 pantai. Beberapa pantai yang telah terkenal adalah Pantai Congot, Pantai Pandansimo, Pantai Glagah, Pantai Parangtritis, dan Pantai Soge (Pacitan).
Di ruas Congot-Bugel sepanjang 19,35 km, kata dia, terdapat spot favorit wisatawan, yakni Pantai Congot dengan hutan mangrove yang sudah ditata sehingga menarik untuk dikunjungi. Selain itu, pantai dan Laguna Glagah di Kulon Progo yang sedang populer dan banyak diunggah di media sosial.
"Spot foto favorit pengunjung disini yakni ujung dermaga yang dipenuhi tumpukan batu sebagai pemecah ombak dan laguna pantai yang memiliki air tenang," kata Basuki.
Obyek wisata lainnya, yakni Pantai Pandansimo, Kwaru, Depok, Bantul, berada di ruas Pandansimo-Samas sepanjang 6,28 km. Obyek wisata ini menawarkan daya tarik berbeda dibanding pantai lainnya. Letaknya pun hanya 250 meter dari jalur Pansela.
Pengunjung juga akan disuguhi aktivitas nelayan, pasar ikan, lokasi outbound dan kemah serta kincir angin sebagai sumber energi. Selain itu ada Mercusuar Pandansari yang boleh dinaiki wisatawan untuk menikmati pemandangan garis pantai selatan dan pegunungan di sisi barat.
Jalur di Jawa Timur
Kendaraan melintas tepat di tepi pantai Soge, Ngadirejo, Pacitan, Jatim. Pantai Soge berada di Jalan Lintas Pantai Selatan atau yang kini disebut dengan nama jalur Pantai Selatan (Pansela) Jawa.
Terkait jalur di Jawa Timur, dari Yogyakarta hingga Ponorogo, Basuki mengatakan, berdasarkan pengamatan yang dilakukannya beberapa waktu lalu, jalannya sudah lebar. Untuk ruas jalan Pansela Jawa di Pacitan juga sudah semakin baik dengan dua jalur dan lebar tujuh meter.
“Tanjakan yang ada juga cukup lebar sehingga nyaman dilalui. Ruas ini bisa menjadi jalur alternatif untuk mudik, sekaligus sebagai jalur wisata di Selatan Jawa yang sangat prospektif," katanya.
Dia juga memerinci progres jalur di Trenggalek-Tulung Agung-Malang-Banyuwangi yang belum seluruhnya tersambung. Yakni, 25,50 km dari 78,85 km di Kabupaten Trenggalek sudah aspal.
Kemudian, 11,59 km dari 54,97 km di Kabupaten Tulungagung sudah beraspal. Di Kabupaten Blitar, di sepanjang jalur 64,20 km masih tanah; sementara di Kabupaten Malang, 101,10 km dari 137,33 km sudah beraspal.
Di Kabupaten Lumajang, 39,31 km dari 65,50 km sudah rampung diaspal; 11,25 km dari 83,50 km di Kabupaten Jember telah beraspal; dan 71,20 km dari 106,10 km jalan di Kabupaten Banyuwangi telah beraspal.
Basuki menambahkan, penanganan jalan Pansela Jawa terus dilakukan guna meningkatkan kecepatan, kamanan dan kenyamanan bagi para pengguna jalan. Kondisi yang sudah mantap akan terus dipertahankan dan ditingkatkan.
Salah satu ruas jalan Pansela Jawa yang rampung ditingkatkan, yakni ruas Giriwoyo-Duwet sepanjang 23,7 km. Peningkatan kapasitas dilakukan dengan kontrak tahun jamak pada 2015-2017 yang didanai oleh Islamic Development Bank (IDB) melalui program Regional Road Development Project (RRDP) dengan nilai Rp 192 miliar.