Senin 07 May 2018 05:01 WIB

Haedar Nashir: Muhammadiyah tak Ikut-ikutan Politik Praktis

Gerakan Politik Harus dalam Koridor Demokrasi yang fair.

Rep: neni ridarineni/ Red: Muhammad Subarkah
Ketua Umum Muhammadiyah Haedar Nashir
Foto: RepublikaTV/Havid Al Vizki
Ketua Umum Muhammadiyah Haedar Nashir

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA - Dalam kehidupan berdemokrasi itu harus ada fireness, yakni sikap untuk obyektif, terbuka, sekaligus juga satria menerima hasil pemilu yang sah dalam proses yang demokrasi sampai satu periode.

Hal itu disampaikan Ketua Umum PP Muhammadiyah, Haedar Nashir, menjawab pertanyaan wartawan terkait dengan banyaknya perang tagar #2019 gantiPresiden, usai melepas siswi Madrasah Mu’alimaat Muhammadiyah Yogyakarta, di Sportorium UMY, Ahad (6/5).

"Maka, lanjutnya, proses demokrasi ini tidak ada istilah pergantian. Kalau tahun 2019merupakan babak baru dari proses demokrasi.Jadi silahkan warga bangsa mau memilih calon presiden siapapun, darimanapun itu hak warga bangsa dan warganegara," kata Haedar.

Oleh karena itu gerakan gerakan politik harus tetap dalamkoridor demokrasi yang fair, konstitusi dan mengikuti sistem yang berlaku. “Jadi silahkan saja untuk bertanding di 2019. Mau incumbent, mau presiden baru itu yang menentukan kan bukan gerakan-gerakan ini. Tetapi yang menentukan hak pilih warga masyarakat yang diberi kebebasan sepenuhnya oleh konstitusi untuk memilih siapapun atas dasar plihan sendiri. Jadi itu cara berpikirnya,’’ katanya.