Senin 07 May 2018 10:43 WIB

Letusan Gunung Berapi Hawaii Hancurkan 26 Rumah

Jumlah rumah yang hancur meningkat dua kali lipat

Rep: Fira Nursya'bani/ Red: Nidia Zuraya
Retakan jalur lava panas sepanjang 600 meter akibat letuaan gunung berapi Kilauea muncul di pemukikman di  Pahoa, Hawaii Sabtu (5/5)
Foto: Bruce Omori/EPA-EFE
Retakan jalur lava panas sepanjang 600 meter akibat letuaan gunung berapi Kilauea muncul di pemukikman di Pahoa, Hawaii Sabtu (5/5)

REPUBLIKA.CO.ID, HONOLULU -- Lava yang keluar akibat letusan gunung berapi Kilauea di Hawaii dilaporkan telah menghancurkan 26 rumah. Angka ini meningkat dua kali lipat, setelah pemadam kebakaran melakukan pemantauan dari udara.

Salah satu warga yang rumahnya hancur adalah Amber Makuakane, seorang ibu tunggal dengan dua anak yang berprofesi sebagai guru sekolah dasar. Ia mengatakan rumahnya yang memiliki tiga kamar tidur, berada tepat di seberang celah magma yang terbuka.

Menurut kesaksiannya, ada beberapa letupan uap yang muncul dari halaman rumahnya yang awalnya tampak baik-baik saja. Ia mengaku menyadari risiko letusan gunung berapi itu dan berusaha untuk tetap dekat dengan keluarga dan anak-anaknya yang masih berusia 6 dan 4 tahun.

Rekan-rekan seprofesinya telah membuka penggalangan dana untuk membantu Makuakane dan keluarganya agar bisa membangun kembali tempat tinggal mereka. Makuakane dan beberapa orang yang dievakuasi akan diizinkan kembali untuk mengambil hewan peliharaan, obat-obatan, dan dokumen-dokumen penting.

Para ilmuwan melaporkan lava dimuntahkan dari dalam gunung setinggi lebih dari 200 meter ke udara. Lebih dari 1.700 orang telah dievakuasi, dan beberapa dari mereka mengatakan mereka mungkin harus tinggal jauh dari rumah untuk waktu yang lama.

Pejabat pertahanan sipil Big Island juga mengatakan dua celah baru, atau lubang tempat lava menembus tanah, telah muncul di Leilani Estates. Sebanyak 10 celah telah terbuka sejak letusan dimulai pada Kamis (3/5) petang.

"Ada lebih banyak magma di bagian yang akan meletus. Selama magma itu ada, letusan akan terus berlanjut," kata ahli vulkanologi dari U.S. Geological Survey, Wendy Stovall, Ahad (6/5).

sumber : AP
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement