Kamis 10 May 2018 00:58 WIB

Isak Tangis Warnai Kedatangan Korban Mako Brimob di Bekasi

Ibu kandung korban datang lansung dari Magelang untuk menjemput jenazah anaknya

Rep: Fergi Nadira B/ Red: Muhammad Hafil
Anggota keluarga berdoa di samping peti jenazah korban kerusuhan di Rutan Mako Brimob almarhum Briptu Fandy Setyo Nugroho di rumah duka, di Kompleks Polri, Jatirangga, Bekasi, Jawa Barat, Rabu (9/5). Almarhum Briptu Fandy Setyo Nugroho menjadi salah satu korban meninggal akibat insiden kerusuhan di Rutan Mako Brimob, Depok.
Foto: Risky Andrianto/Antara
Anggota keluarga berdoa di samping peti jenazah korban kerusuhan di Rutan Mako Brimob almarhum Briptu Fandy Setyo Nugroho di rumah duka, di Kompleks Polri, Jatirangga, Bekasi, Jawa Barat, Rabu (9/5). Almarhum Briptu Fandy Setyo Nugroho menjadi salah satu korban meninggal akibat insiden kerusuhan di Rutan Mako Brimob, Depok.

REPUBLIKA.CO.ID, BEKASI -- Isak tangis keluarga dan tetangga korban kerusuhan di Rutan Mako Brimob, Kelapa Dua, Depok, mewarnai kedatangan jenazah almarhum Briptu Fandi Setya Nugroho di rumah duka Kompleks Polri Jatirangga, Kecamatan Jatisampurna, Kota Bekasi, Jawa Barat, Rabu (9/5) malam. Jenazah tiba di rumah duka sekitar pukul 19.09 WIB, dengan diantar oleh petugas menggunakan mobil jenazah Rumah Sakit Polri Kramat Jati dengan pengawalan kepolisian.

Suara sirine menandai kedatangan korban di rumah duka memecah isak tangis istri, keluarga, dan rekan korban yang sudah menanti sejak sore hari di rumahnya.

Jasad almarhum Fandi berada dalam sebuah peti kayu jati dengan dibalut bendera merah putih. Setelah itu,  segera dikeluarkan dari dalam mobil jenazah dengan dibantu sejumlah pelayat yang hadir ketika tiba di rumah duka.

Peti jenazah diarahkan menuju ruang tamu pada bangunan rumah yang berdiri di atas lahan sekitar 200 meter persegi di RT 01 RW 16 Kompleks Polri Kramat Jati untuk disemayamkan sebelum proses pemakaman yang akan dilaksanakan pada Kamis (10/5) besok. Sejumlah tetangga di kompleks tersebut menyambut kedatangan jenazah dengan lantunan pembacaan ayat suci Alquran.

Almarhum Fandi diketahui meninggalkan seorang istri bernama Gea (28 tahun) yang berprofesi sebagai dokter di sebuah klinik di perumahan tersebut serta seorang putra yang baru berusia 1 tahun.

Nampak dalam kerumunan rekan yang tengah melakukan pengajian di rumah duka itu, Kapolsek Pondokgede Kompol Suari SH beserta jajarannya serta sejumlah kerabat dan tetangga korban turut hadir di rumah duka.

Sejumlah bendera kuning yang menandai suasana duka terpasang mulai dari gerbang utama kompleks hingga rumah almarhum. Kursi tanpa penutup tenda pun nampak sudah dipersiapkan oleh kerabat almarhum untuk para pelayat yang datang.

Salah satu rekan korban, Mulyatno, mengaku belum mengetahui secara persis kronologis tewasnya Fandi dalam insiden kerusuhan yang melibatkan sejumlah tahanan teroris di Mako Brimob Depok."Saya masih menunggu kabar resmi dari kantor suami. Komunikasi hanya dengan sambungan telepon," katanya.

Ia mengatakan, mereka baru tinggal di komplek tersebut selama satu bulan lamanya. "Istri dan almarhum baru tinggal di Kompleks Polri Jatirangga ini baru sebulan lalu (April 2018)," kata Mulyatno di Bekasi, Rabu (9/5) malam.

Jenazah almarhum Briptu Fandi Setya Nugroho rencananya akan dimakamkan di Kampung halamannya di daerah Magelang, Jawa Tengah. "Malam ini keluarga masih menunggu ibu kandung almarhum yang sedang menuju ke Bekasi dari Magelang untuk menjemput jenazah," kata Ketua RT01 RW16 Komleks Polri Jatirangga, Kota Bekasi, Mulyatno di Bekasi, Rabu malam.

Menurut dia, informasi itu didapatkannya dari beberapa keluarga dekat almarhum setibanya jenazah di rumah duka dari Rumah Sakit Polri Kramatjati pukul 19.09 WIB."Tapi berangkat ke Magelangnya kapan, saya belum tahu, apakah malam ini juga atau Kamis (10/5) pagi," katanya

Mulyatno menceritakan, meski almarhum bersama istri dan putranya yang masih berusia 1 tahun itu baru tinggal di Komleks Polri Jatirangga pada kurun waktu April 2018. Namun dirinya mengenal sosok almarhum sebagai pribadi yang baik.

"Terakhir almarhum meminta izin ke RT untuk menggelar syukuran rumah dinas barunya dua pekan lalu," katanya.

Mulyatno mengatakan, dalam interaksi itu almarhum dikenal sebagai pribadi yang baik dan santun dalam berkomunikasi. "Beliau pribadi yang santun," katanya.

Mulyatno memeritahukan, ibunda korban yang juga berprofesi sebagai Polisi Wanita (Polwan) sudah mengabarkan kedatanganya ke rumah duka di Bekasi.

 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement