REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Koordinator bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Wiranto merasa kejadian yang terjadi di Markas Komando Brimob, Kelapa Dua, Depok, harus menjadi pelajaran bagi negara. Negeri ini, kata dia, butuh ketenangan dan stabilitas jelang berbagai kegiatan berskala nasional maupun internasional.
"Kejadian ini merupakan suatu pelajaran bagi kita. Kita sama sekali tidak boleh lengah, tidak boleh hilang kewaspadaan menghadapi berbagai aksi terorisme dan radikalisme," tutur Wiranto dalam jumpa pers di Mako Brimob, Depok, Kamis (10/5).
Negeri ini, lanjut Wiranto, membutuhkan ketenangan, stabilitas, rasa aman, dan damai. Terlebih lagi, Indonesia sedang menghadapi tahun-tahun demokrasi yang sangat penting bagi kehidupan demokrasi di negeri ini, yakni Pilkada Serentak 2018 dan Pemilu 2019.
"Tahun ini kita akan menghadapi event-event penting dunia. Ada pertemuan World Bank di Bali, ada Asian Games, dan event-event penting lain yang ada di Indoensia," terangnya.
Wakil Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia Komisaris Jenderal Polisi Syafruddin memastikan, petugas keamanan telah menyelesaikan operasi pembebasan sandera di Rumah Tahan Salemba cabang Markas Korps Brimob Kelapa Dua, Depok, pada Kamis (10/5) pagi.
"Operasi penanggulangan pembebasan sandera sudah selesai aman dan terkendali dan seluruh napi teroris sejumlah 156 menyerahkan diri," ujar Syafruddin.