REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Direktur Wahid Foundation, Yenny Zannuba Wahid, mengutuk setiap tindakan kekerasan dan teror kepada siapapun dan atas dasar apapun. Hal ini diungkapkan menanggapi insiden penyerangan terhadap aparat kepolisian yang terjadi di Mako Brimob, Kelapa Dua, Depok.
Dalam insiden kerusuhan para napi terorisme (napiter) itu, lima anggota polisi dan seorang terpidana teroris meninggal. Yenny mengatakan, terorisme merupakan tindakan kejahatan luar biasa. Putri dari mantan Presiden RI keempat Abdurrahman Wahid ini juga mengucapkan duka cita mendalam atas meninggalnya aparat kepolisian di saat menjalankan tugas.
"Peristiwa Mako Brimob menunjukkan bahwa tindak pidana terorisme masih menjadi ancaman serius di negara kita dan harus diwaspadai bersama. Kami mendoakan semoga keluarga yang ditinggalkan diberi kekuatan dan kesabaran," kata Yenny, dalam keterangan rilis yang diterima Republika.co.id, Kamis (10/9).
Sementara itu, ia mengapresiasi Kepolisian RI yang telah berhasil melumpuhkan dan menetralisir kembali keamanan di lokasi kejadian tanpa adanya korban jiwa tambahan. Yenny juga menghargai sikap masyarakat Indonesia yang mendukung penuh aparat dalam menyelesaikan insiden ini dengan menyuarakan berbagai pesan yang menolak segala bentuk kekerasan dan terorisme.
Namun dalam hal ini, ia mendorong Kemenkominfo dan perusahaan-perusahaan media sosial untuk terus memperkuat kampanye damai untuk pencegahan gerakan-gerakan radikal dan teror secara online. Di samping itu, ia juga mendorong para pemuka agama dan tokoh masyarakat lainnya untuk terus menggemakan pesan-pesan toleransi dan perdamaian di masyarakat.
"Kami mendorong pemerintah untuk mengembangkan dan melaksanakan strategi dan rencana aksi pencegahan dan penanganan terorisme secara lebih komprehensif dan strategis," tambahnya.