REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Psikolog Universitas Indonesia (UI) yang mendalami masalah terorisme, Mira Noor Milla, mengatakan perempuan harus bisa memetakan wilayah mana yang rentan disusupi kelompok terorisme. Selain itu, pemberdayaan perempuan juga penting dilakukan untuk mencegah aksi teror di kalangan perempuan terus meluas.
"Pemberdayaan yah, kata klise banget," kata Mira, Ahad (13/5).
Menurut Mira, kekosongan identitas merupakan salah satu penyebab mudahnya perempuan masuk dalam kelompok teroris. Pemberian peran dinilai sebagai upaya tepat untuk mencegah hal itu terus berkembang.
Salah satu bentuk pemberdayaan yang bisa dilakukan oleh pemerintah adalah memberikan pendidikan yang layak. Mira mengatakan, banyak perempuan terpaksa bekerja karena tidak memiliki latar belakang pendidikan yang memadai. Mereka dituntut menjadi tulang punggung keluarga dengan keterampilan yang kurang mumpuni.
Menurut Mira, hal ini harus diberi solusi. Pemerintah dapat mengambil peran untuk meningkatkan akses pendidikan dan memberikan keterampilan kerja.
"Sehingga dia punya pekerjaan yang benar-benar berarti, bermakna. Kalau ini kerja apa aja yang penting bisa bantu keluarganya. Ini semacam orang yang enggak punya masa depan," kata Mira.
Perempuan juga harus pandai memetakan kelompok mana yang diikuti. Ada kelompok-kelompok tertentu yang rentan radikalisme, misalnya TKW dan pengajian-pengajian yang bersifat eksklusif.
"Bukan berarti kemudian harus mengawasi kelompok pengajian tapi kelompok pengajian enggak bisa disamaratakan semua. Kan yang eksklusif saja," kata dia.
Mira menjelaskan, yang dimaksud dengan kelompok eksklusif adalah yang tidak mau menerima kelompok lain. Kelompok ini juga membatasi siapa saja yang boleh menjadi anggota.
Perempuan juga harus kritis dalam memberikan bantuan. Banyak penggalangan dana dilakukan di kalangan ibu-ibu. Sayangnya, banyak pulang ibu-ibu yang kurang kritis melihat, kelompok mana yang menyelenggarakan penggalangan dana tersebut.
Orang tua juga memegang peran penting dalam menyetop mata rantai teror yang dilakukan oleh anak-anak. Mira mengatakan tak boleh lagi ada orang tua yang cuek kepada anaknya, terutama yang belum menikah.
"Kalau sudah menikah ini akan susah karena akan melibatkan suaminya," kata dia.