Senin 14 May 2018 17:41 WIB

Perempuan Diminta Fokuskan Energi Positifnya ke Keluarga

Negara yang kuat bisa terwujud bila keluarga sudah kuat lebih dulu.

Rep: Rr Laeny Sulistyawati/ Red: Indira Rezkisari
Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Yohana Yembise saat acara Gerakan Bersama Penghapusan Kekerasan Terhadap Anak dan Diskusi Publik Sekolah tanpa Kekerasan dalam Mendukung Sekolah Ramah Anak melalui Pendekatan Displin Positif, di Jakarta, Senin (14/5).
Foto: Republika/Rr Laeny Sulistyawati
Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Yohana Yembise saat acara Gerakan Bersama Penghapusan Kekerasan Terhadap Anak dan Diskusi Publik Sekolah tanpa Kekerasan dalam Mendukung Sekolah Ramah Anak melalui Pendekatan Displin Positif, di Jakarta, Senin (14/5).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Yohana Yembise meminta perempuan mengurus keluarga dan menhalihkan perhatian dari hal-hal tidak terpuji. Yohana menyerukan para kaum hawa Tanah Air supaya mengalihkan perhatian dari hal-hal yang tidak terpuji dan menggunakan asetnya untuk menjadi hal positif.

"Kemudian melihat kodrat perempuan yaitu mengurus keluarga, suami, dan anak-anak," katanya, Senin (14/5). Apalagi, kata dia, perempuan merupakan guru pertama dalam keluarga. Jadi, kondisi buah hatinya harus diperhatikan.

Tak hanya itu, ia juga meminta para wanita melakukan hal-hal yang produktif untuk membantu meningkatkan pendapatan keluarga dibandingkan mengikuti hal yang buruk. Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Kementerian PPPA) akan menggiatkan sosialisasi dan edukasi ketahanan keluarga pada masyarakat Indonesia menyusul pengeboman di Kota Surabaya, Jawa Timur (Jatim) yang melibatkan perempuan dan anak.

Menteri Yohana Yembise mengatakan, Kementerian PPPA akan melakukan edukasi, sosialisasi ke masyarakat Indonesia. "Perhatian kami pada keluarga-keluarga. Karena ketahanan keluarga menjadi kunci utama dalam memperhatikan dan menjaga anak-anak kita termasuk perempuan," katanya, saat acara Gerakan Bersama Penghapusan Kekerasan Terhadap Anak dan Diskusi Publik Sekolah tanpa Kekerasan dalam Mendukung Sekolah Ramah Anak melalui Pendekatan Displin Positif.

Ia menegaskan ketahanan keluarga merupakan kunci utama. Menurutnya, keluarga kuat akan menghasilkan negara kuat. Sebaliknya kalau keluarga Indonesia hancur maka negara Indonesia hancur.

Selain itu, kata dia, Kementerian PPPA juga akan menggalakkan kampanye He For She atau Dorong Keterlibatan laki-laki dalam mewujudkan kesetaraan gender. Tujuannya untuk memberikan akses kesempatan kepada perempuan. Selain itu, Kementerian PPPA melakukan kerja sama dengan aliansi-aliansi dan organisasi non-pemerintah, termasuk organisasi perempuan dan anak.

Ia menambahkan, Kementerian PPPA berkoordinasi dengan instansi dan lembaga jika ada persoalan terkait perempuan dan anak. "Jadi kami tetap koordinasi," ujarnya.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement