REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -– Generasi Muda Forum Komunikasi Putra Putri Pernawirawan dan Putra-Putri TNI/Polri (GM FKPPI) Jawa Timur mendesak Presiden RI Joko Widodo segera menerbitkan Perppu Anti-Terorisme.
Ketua GM FKPPI Jatim, Agoes Soerjanto menyatakan, insiden bom bunuh diri di sejumlah tempat, termasuk di Mapolrestabes Surabaya, Senin(14/5) pagi, membuat kaget masyarakat. Mata masyarakat menjadi terbuka kalau jaringan teroris telah bekerja dan hidup di lingkungan masyarakat. Mereka juga melakukan rekrutmen secara sistematis.
Jaringan teroris, menurut Agoes, melakukan dogma dan radikalisasi sangat dalam. Akibatnya pelaku bukan hanya bersedia bunuh diri tetapi juga bersedia mengajak anak-anak mereka dalam aksinya.
Pengeboman di Gereja dan Kantor Polisi di Kota Surabaya, kata Agoes, patut diduga dipilih dengan pertimbangan khusus. “Sebagai kota metropolitan, tentu dampaknya tak hanya nasional bahkan internasional,” kata Agoes dalam siaran persnya.
Sekretaris GM FKPPI Jatim, Didik Prasetyono, juga mendesak Presiden untuk segera menerbitkan Perppu Anti-Terorisme. Keberadaan perppu dibutuhkan oleh alat aparat keamanan untuk memberantas jaringan terorisme dari Indonesia.
GM FKPPI Jatim meminta masyarakat khususnya kader-kader GM FKPPI untuk membantu aparat, dengan menjadi mata dan telinga terhadap potensi hidupnya jaringan teroris. "Mereka bisa saja tinggal dan bekerja di sekitar lingkungan kita,” kata mantan Komisi Informasi Provinsi Jatim itu. Pertahanan rakyat semesta, lanjutnya, adalah sinergi aparat keamanan dan rakyat menjadi kunci stabilitas keamanan.