Rabu 16 May 2018 05:35 WIB

Polisi: Jangan Sampai Tiga Anak Ini Masuk Jaringan Terorisme

Polisi akan memberikan pendampingan kepada tiga anak terduga terorisme.

Rep: Mabruroh/ Red: Bilal Ramadhan
Kapolri Jenderal Polisi Muhammad Tito Karnavian mengunjungi anak korban pelaku bom rumah susun Wonocolo, Sidoarjo. Selasa (15/5).
Foto: Dok Biro Penerangan Masyarakat Divisi Hubungan Masyarakat Polri.
Kapolri Jenderal Polisi Muhammad Tito Karnavian mengunjungi anak korban pelaku bom rumah susun Wonocolo, Sidoarjo. Selasa (15/5).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tiga anak pelaku teror bom di Mapolrestabes Surabaya selamat. Polisi akan memberikan pendampingan kepada tiga anak tersebut.

Kabid Humas Polda Jawa Timur (Jatim) Frans Barung Mengera mengatakan, kepolisian sudah membicarakan perihal nasib tiga anak korban ini kedepannya. Yang pasti, kata dia, polisi akan terus memantau dan memberikan pendampingan sampai ketiganya pulih dari rasa trauma dan lainnya.

Termasuk, ujar Frans, jangan sampai ketiga anak ini masuk dalam jaringan teroris seperti halnya kedua orang tuanya. Polisi, kata dia, akan sungguh-sungguh memberikan pendampingan dengan melibatkan unsur agama dan juga psikolog.

"Sudah dibicarakan Kapaolda Jatim bahwa jangan sampai anak-anak ini jatuh lagi ke tangan mereka jaringannya, nanti juga akan melibatkan psikilog," ujar Frans saat dikonfrimasi, Selasa (15/5).

Sebelumnya, Kapolda Jawa Timur Irjen Pol Machfud Arifin mengatakan, fokus polisi memang memberikan pendampingan kepada anak-anak yang selamat tersebut. Pendampingan, kata dia, akan diberikan dari polwan yang sudah terlatih dan juga pakar psikolog.

Setelah anak-anak tersebut pulih, ujarnya, polisi akan mengembalikan anak-anak tersebut kepada orang yang berhak. "Otoritas penyerahan anak-anak ini ada pada saya. Kalau sdah saya yakinin untuk diserahkan, akan saya serahkan sambil proses penyembuhan," katanya menerangkan.

Untuk diketahui, tiga anak pelaku ledakan di Mapolrestabes Surabaya tengah menjalani perawatan di Rumas Sakit Bhayangkara Polda Jawa Timur. Dua anak pelaku sudah bisa diajak berkomunikasi. Namun, satu anak masih dalam pengaruh obat bius pascaoperasi.

Kehidupan adalah anugerah berharga dari Allah SWT. Segera ajak bicara kerabat, teman-teman, ustaz/ustazah, pendeta, atau pemuka agama lainnya untuk menenangkan diri jika Anda memiliki gagasan bunuh diri. Konsultasi kesehatan jiwa bisa diakses di hotline 119 extension 8 yang disediakan Kementerian Kesehatan (Kemenkes). Hotline Kesehatan Jiwa Kemenkes juga bisa dihubungi pada 021-500-454. BPJS Kesehatan juga membiayai penuh konsultasi dan perawatan kejiwaan di faskes penyedia layanan
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement