Jumat 18 May 2018 16:41 WIB

TGB, Gatot, dan Anies Masuk Radar PAN untuk Pilpres

Sekjen PAN mengatakan, keputusan terkait pilpres akan disampaikan usai Rakernas 2018.

Rep: Febrian Fachri/ Red: Bayu Hermawan
Sekjen DPP PAN Eddy Soeparno (kiri) bersama para panitia refleksi 20 tahun reformasi meberikan keterangan terkait palaksanaan refleksi 20 tahun reformasi di Kantor DPP PAN, Jakarta, Jumat (18/5).
Foto: Republika/Prayogi
Sekjen DPP PAN Eddy Soeparno (kiri) bersama para panitia refleksi 20 tahun reformasi meberikan keterangan terkait palaksanaan refleksi 20 tahun reformasi di Kantor DPP PAN, Jakarta, Jumat (18/5).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sekretaris Jenderal Partai Amanat Nasional (PAN) Eddy Soeparno mengatakan, partainya masih belum menentukan sikap koalisi dan pengusungan pasangan capres dan cawapres untuk Pemilu 2019. Eddy mengatakan, PAN akan memutuskan peta koalisi dan siapa yang akan diusung sebagai capres-cawapres dalam Rapat Kerja Nasional (Rakernas) PAN 2018.

"Sampai saat ini belum bisa putuskan sampai kita rakernas. Kita harus himpun semua masukan yang ada agar jadi keputusan final," kata Eddy di kantor DPP PAN, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Jumat (18/5).

Eddy menyebut PAN masih berpegangan kepada hasil Rakernas PAN 2017, yaitu mereka sepakat memberikan amanah kepada Ketua Umum Zulkifli Hasan untuk menjadi capres. Namun, karena perolehan suara PAN saja tidak cukup untuk presidential thresold, mereka harus berkoalisi dengan parpol lain.

PAN akhir-akhir ini aktif melakukan pembicaraan dengan beberapa tokoh yag berpeluang maju sebagai capres atau cawapres. Seperti dengan Gubernur Nusa Tenggara Barat Muhammad Zainul Majdi atau Tuan Guru Bajang, mantan panglima TNI Gator Nurmantyo, dan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan. Eddy mengakui tokoh-tokoh tersebut termasuk nama-nama yang bisa saja akan diusung oleh PAN, baik untuk capres maupun cawapres.

"Semua orang yang bisa maju itu masuk dalam pembicaraan di internal PAN. Ada TGB, ada Gatot Nurmantyo, ada Anies Baswedan. PAN membuka komunikasi seluas-luasnya," ujar Eddy.

Sikap PAN masih menjadi tanda tanya terkait arah koalisi partai yang didirikan oleh Amien Rais tersebut. Sekarang PAN berada di dalam barisan parpol pendukung pemerintah Joko Widodo. Namun, bukan tak mungkin PAN kembali ke konco lama, yakni barisan partai oposisi, pada pilpres 2019 nanti. Sebab, kata Eddy, PAN punya keterikatan emosional dan keterikatan kerja dengan Prabowo Subianto pada pilpres 2014 lalu. Saat itu kader PAN, Hatta Rajasa, digaet Prabowo dan partai pengusungnya untuk menjadi cawapres.

"Secara histori kita ada keterikatan kerja sama dan keterikatan emosional dengan Prabowo dabn Gerindra," kata Eddy menambahkan.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement