Ahad 20 May 2018 07:34 WIB

Angka Kelahiran di AS Turun Sampai Titik Paling Rendah

Sisi baiknya, angka kelahiran oleh ibu remaja turun 7 persen dibandingkan tahun lalu.

Ilustrasi bayi di Amerika Serikat.
Foto: AP Photo/David Goldman
Ilustrasi bayi di Amerika Serikat.

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Angka kesuburan dan kelahiran merosot di Amerika Serikat tahun lalu ke titik paling rendah dalam beberapa dasawarsa. Jumlah bayi yang dilahirkan di AS pada 2017 sebanyak 3,85 juta atau turun dua persen dibandingkan 2016 

“Tingkat paling rendah sejak 1987,” kata laporan dari National Center for Health Statistics, US Centers for Disease Control and Prevention dilansir Antara dengan mengutip Xinhua-Oana, Ahad (20/5).

Laporan itu menyebutkan angka kelahiran telah turun selama tiga tahun berturut-turut di Amerika Serikat. Penurunan itu terjadi karena hampir semua kelompok usia perempuan yang berumur 40 tahun melahirkan lebih sedikit bayi.

Sementara itu, seluruh angka kesuburan merosot tiga persen jadi 1,76 kelahiran per seorang perempuan tahun lalu. Ini merupakan tingkat paling rendah sejak 1978.

Ekonom khawatir penyusutan jumlah bayi yang baru lahir dapat memiliki pengaruh besar pada perekonomian AS. "Demografi memiliki dampak yang sangat kuat pada ekonomi," kata ekonom di perusahaan konsultan Oxford Economics, Kathy Bostjancic, kepada Associated Press.

Sekitar 10 tahun lalu, jumlah orang Amerika yang bekerja atau mencari kerja naik satu persen setiap tahun. “Dengan penurunan angka kelahiran, jumlah tersebut mengalami jatuh ke sekitar 0,3 persen angka pertumbuhan,” katanya.

Itu pada dasarnya menjadi penghambat 0,7 persen pada angka pertumbuhan yang telah lama berlangsung di AS. Namun sisi baiknya, angka kelahiran oleh ibu remaja yang berusia 15 sampai 19 tahun turun tujuh persen dibandingkan tahun lalu menjadi 18,8 kelahiran per 1.000 perempuan.

Ini merupakan catatan terendah bagi kelompok usia itu. Sejak 2007, angka kelahiran bagi ibu remaja mencatat penurunan total 55 persen, kata laporan tersebut.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement