Senin 21 May 2018 15:32 WIB

BPBD DIY Intensifkan Pemantauan Kondisi Gunung Merapi

Pada letusan freatik Merapi, Senin (21/5), tidak ada evakuasi warga.

Rep: Neni Ridarineni/ Red: Yusuf Assidiq
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DIY, Biwara Yuswantana.
Foto: Neni Ridarineni.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DIY, Biwara Yuswantana.

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Selama Mei 2018 ini, Gunung Merapi sudah mengeluarkan letusan freatik sebanyak dua kali. Pertama terjadi pada  11 Mei dan kedua Senin (21/5) dini hari setinggi 5.500-7.000 meter.

"Kami bersama Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan (BPPTK) terus memantau lebih intensif terkait perkembangan Gunung Merapi," kata Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DIY, Biwara Yuswantana, usai menghadiri Upacara Peringatan Hari Kebangkitan Nasional ke-110 di Alun-alun Utara, Yogyakarta, Senin (21/5).

Ia mengungkapkan dalam diskusi tentang freatik Merapi kemarin, terutama freatik pertama dan kedua, diperkirakan akan berpengaruh terhadap kondisi Merapi. "Hal itu kita pantau terus. Yang jelas dari kami (BPBD DIY, red.) siap siaga," ujarnya.

Terkait letusan freatik yang kedua pada Senin dini hari, ia menegaskan tidak ada evakuasi warga karena kolomnya hanya 500-700 meter. Namun karena sudah dua kali freatik, ia berharap kesiapsiagaan semua komponen penanggulangan bencana serta terus memantau dan meminta laporan dari BPPTKG mengenai perkembangan kondisi Merapi.

Dikatakan, pada situasi terjadi letusan freatik yang lebih utama antisipasi untuk ketersediaan masker. Dikatakan, di Kabupaten Sleman sudah menyiapkan sekitar 500 ribu masker. Di setiap puskesmas, BPBD kabupaten/kota, dan BPBD DIY juga sudah menyiapkan masker.

Sementara itu, Biwara juga menyinggung mengenai kegiatan pendakian. Menurutnya, dalam radius dua kilometer untuk wilayah Boyolali, Klaten, dan Magelang, Jawa Tengah, masyarakat dan para pendaki tidak boleh naik.

"Adapun di wilayah Sleman untuk radius lima kilometer pendaki boleh naik, tetapi tidak boleh menginap atau camping. Setelah naik mereka harus turun. Karena freatik ini kadang terjadi tiba-tiba," jelas dia.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement