REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum Ikatan Cendikiawan Muslim Indonesia (ICMI) Jimly Asshidiqie mengatakan 20 tahun reformasi Indonesia sudah membawa banyak perubahan bagi kehidupan bangsa. Jimly berbangga Indonesia lebih maju dari negara tetangga yakni Malaysia yang baru tahun ini merasakan demokrasi setelah Mahathir Mohamad menumbangkan rezim yang telah berkuasa 60 tahun.
"Apa yang terjadi di Indonesia 20 tahun lalu, hari ini baru terjadi di Malaysia. Kita patut bangga. Sama seperti kita dulu, Malaysia sekarang ramai membicarakan isu antikorupsi, anti KKN, kemandirian ekonomi," kata Jimly saat memberikan kata sambutan di acara 20 tahun refleksi reformasi di Hotel Sahid, Jakarta, Senin (21/5).
Walau bisa dibilang senior dalam urusan demokrasi, Jimly berharap Indonesia tidak lalai. Indonesia menurut mantan ketua Mahkamah Konstitusi itu harus terus maju dan berkembang secara peradaban.
Salah satu yang harus dipikirkan Indonesia kata Jimly adalah regenerasi kepemimpinan Indonesia. Reformasi selama 20 tahun di Indonesia dilihat Jimly telah membuat lahirnya generasi-generasi baru untuk menjadi pemimpin bangsa.
Hal itu justru tidak terjadi di Malaysia beberapa dekade terakhir sehingga butuh seorang Mahathir Mohamad yang sudah berusia 92 tahun untuk turun gunung untuk menjadi pemimpin baru.
"Kita harus terus melakukan regenerasi. Budaya estafet. Antara generasi satu dengan generasi selanjutnya jangan saling Ngapusi," ujar Jimly.
Ia yakin kelancaran regenerasi bangsa akan membawa Indonesia terus maju dan berkembang. Ia optimistis pada peringatan 100 tahun Indonesia merdeka nanti bangsa kita sudah tampil sebagai hangsa terbesar ke empat dunia.