REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana Siwi Sukma Adji menuturkan, pasukannya siap untuk melaksanakan operasi penumpasan teroris yang tergabung dalam Komando Operasi Khusus Gabungan (Koopsusgab). Menurut dia, prajurit TNI AL yang terpilih dalam Koopsusgab siap melaksanakan setiap perintah yang diberikan Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto.
"Pada intinya kesiapan TNI AL, sebelum ada Koopsussag sudah siap. Tinggal menunggu perintah dari Panglima TNI dilaksanakan," kata Siwi saat buka bersama di atas KRI Surabaya-591 Dermaga Kolinlamil, Jakarta Utara Jumat (25/5) petang WIB.
Menurut Siwi, Detasemen Jalamangkara (Denjaka) selalu dalam posisi siap bergerak melaksanakan perintah sesuai dengan keputusan politik. Denjaka merupakan gabungan personel Komando Pasukan Katak (Kopaska) dan Batalyon Intai Amfibi (Taifib) AL. Pihaknya menegaskan, prajruit elite TNI AL dalam posisi menunggu setiap keputusan yang diambil pemerintah untuk program pemberantasan terorisme.
Siwi juga mengungkapkan, sebenarnya Denjaka juga dilibatkan dalam pemberantasan terorisme belum lama ini. Dia menyebut, dalam penyerangan terhadap kelompok pemberontak di Marawi, Pulau Mindanao, Denjaka ikut dilibatkan. Hal itu terkait dengan keputusan politik yang melibatkan tiga negara, yang memiliki kerja sama Trilateral.
"Kalau itu ada perintah pasti masuk. Contohnya Marawi, sampai sekarang Trilateral itu melibatkan Indonesia, Malaysia, Filipina," ujar Siwi.
Dia mengungkapkan, anggota Koopsusgab nantinya terdiri 90-an prajurit elite dari tiga matra. Adapun dari TNI AD adalah Satuan 81 Gultor dari Kopassus dan Satuan Bravo 90 dari Korpaskhas. Terkait model pelatihan dan strategi yang diterapkan Koopsusgab, Siwi mengaku sudah ada komandan yang mengaturnya. "90-an (personel) itu itu gabungan tiga angkatan. Doktrin latihan lagi disusun dan bagian yan gsedang dibahas," ujar mantan Danjen Akademi TNI itu.