Rabu 30 May 2018 03:48 WIB

PKS Incar Kemenangan Cabub Asyik di Injury Time

PKS sudah terbiasa calon yang diusungnya tidak menjadi unggulan.

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Ratna Puspita
Pasangan calon gubernur dan wagub Jawa Barat nomor urut tiga Sudrajat (kiri)-Ahmad Syaikhu (kanan) menyampaikan visi dan misinya pada Debat Publik Putaran Kedua Pillgub Jabar 2018 di Balairung Universitas Indonesia, Depok, Jawa Barat, Senin (14/5).
Foto: Antara/Indrianto Eko Suwarso
Pasangan calon gubernur dan wagub Jawa Barat nomor urut tiga Sudrajat (kiri)-Ahmad Syaikhu (kanan) menyampaikan visi dan misinya pada Debat Publik Putaran Kedua Pillgub Jabar 2018 di Balairung Universitas Indonesia, Depok, Jawa Barat, Senin (14/5).

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Partai Keadilan Sejahtera (PKS) tidak khawatir dengan elektabilitas pasangan calon gubernur-calon wakil gubernur Jawa Barat 2018, Sudrajat-Ahmad Syaikhu (Asyik). PKS yakin dapat memenangkan pasangan Asyik pada injury time atau waktu-waktu akhir.

Ketua tim pemenangan Sudrajat-Syaikhu (Asyik) Haru Suandharu mengatakan berdasarkan rilis beberapa survei, masyarakat yang menentukan pilihannya terbagi dalam empat fase. Yakni, pada masa kampanye, seminggu sebelum pemilihan, masa tenang, dan hari H.

Haru meyakini, saat ini tim kampanye di tingkat provinsi, kota, kabupaten, hingga desa, sekarang ini sudah mulai tancap gas untuk meningkatkan elektabilitas pada tiga fase terakhir. Dengan demikian, PKS dapat meningkatkan keterpilihan pasangan Asyik pada saat terakhir. 

“Ini ibaratnya injury time. Yang bahaya tuh kan goal di masa injury time. Kami incar gol di injury time," kata dia ketika dihubungi melalui telepon dari Bandung, Selasa (29/5).

Haru juga mengatakan PKS sudah terbiasa calon yang diusungnya tidak menjadi unggulan dalam kontestasi di daerah. "Indikatornya, dalam setiap hasil lembaga survei, pasangan calon kepala daerah yang diusung oleh PKS jarang berada di posisi teratas," ujar Haru.

Berbagai hasil survei selalu menempatkan pasangan Asyik di posisi terakhir. Misalnya, hasil survei yang dilakukan oleh Ilma Research and Consulting (ILMA) menunjukkan Ridwan Kamil bersaing ketat dengan Deddy Mizwar. Disusul calon dari PDIP, TB Hasanuddin, sedangkan Sudrajat berada di urutan paling bawah. 

Haru mengatakan, survei terbaru Pilgub Jabar dari Litbang Kompas juga tidak menempatkan Sudrajat-Ahmad Syaikhu pada posisi unggulan. Pasangan Sudrajat-Ahmad Syaikhu (Asyik) berada di posisi ketiga dengan tingkat elektabilitas 11,4 persen.

“Kami memang enggak pernah nomer satu. Enggak dianggap, yang diunggulkan itu pasangan lain. Waktu dua periode lalu juga sama. Enggak apa-apa lah, mending begitu, tetapi menang," katanya.

Dia pun yakin, meski tak diunggulkan, para pesaing selalu mengawasi pergerakan kader dan strategi tim pemenangan dalam setiap gelaran hajat demokrasi. Haru percaya, para pesaingnya merasakan potensi kekuatan besar yang dimiliki oleh PKS dan koalisinya. 

Apalagi, dia mengatakan, pasangan Asyik mendapatkan banyak dukungan untuk merealisasikan kemenangan di Pilgub Jabar. Dia mencontohkan, pasangan Asyik didukung oleh 14 ormas Islam. 

Dia berpendapat ormas Islam ini bergerak di luar mesin partai koalisi. Dukungan dari luar partai ini menunjukkan people power yang berjalan tanpa instruksi dari tim pemenangan. "Ini yang bikin kami yakin,” kata dia. 

Sementara itu, Haru mengaku tidak khawatir dengan adanya kampanye hitam yang sudah mulai menyerang ke paslon asyik atau ke partai pengusung. Sekarang kan ada pihak mengaitkan PKS dan koalisinya seolah tidak mencitai NKRI, tidak toleran,” kata dia. 

Justru, dia mengatakan, hal ini menegaskan kubunya sangat diperhitungkan dalam kontestasi. "Kalau memang kami kecil (tidak mungkin menang) ya enggak usah ada upaya downgrade,” kata dia. 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement