Jumat 01 Jun 2018 11:28 WIB

Islamofobia Partai Konservatif Inggris Diminta Diselidiki

Sejumlah insiden islamofobia terjadi selama beberapa pekan ini di dalam tubuh partai.

Rep: Fira Nursya'bani/ Red: Ani Nursalikah
Polisi berjaga di sekitar gedung Parlemen Inggris di London.
Foto: EPA/Will Oliver
Polisi berjaga di sekitar gedung Parlemen Inggris di London.

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Organisasi Muslim terbesar di Inggris, Muslim Council of Britain (MCB), menyerukan dibukanya penyelidikan independen terhadap islamofobia di dalam Partai Konservatif pemerintahan. Sekjen MCB Harun Khan telah mengirimkan surat terbuka kepada ketua partai, Brandon Lewis, karena dinilai gagal mengatasi islamofobia di barisan mereka.

Di dalam suratnya, Khan tidak hanya mendesak Partai Konservatif membuka penyelidikan independen mengenai islamofobia di dalam partai, tetapi juga mempublikasikan daftar insiden islamofobia dan tindakan yang telah diambil. Seorang juru bicara Partai Konservatif segera menanggapi surat itu.

"Kami menganggap serius semua insiden tersebut, itulah sebabnya kami menangguhkan semua anggota yang berperilaku tidak semestinya dan meluncurkan penyelidikan segera," ujar juru bicara tersebut.

Khan mendapat dukungan dari salah satu anggota konservatif Muslim paling senior, Sayeeda Warsi, anggota Kabinet di bawah kepemimpinan mantan perdana menteri Inggris David Cameron. Menurut Warsi, Partai Konservatif menutup mata dalam menghadapi tuduhan islamofobia tersebut.

Khan mengatakan ada sejumlah insiden islamofobia yang terjadi selama beberapa pekan ini di dalam tubuh partai. Ia menuduh Bob Blackman sebagai anggota parlemen yang paling konsisten mendukung Islamofobia, namun tidak ada teguran dari pimpinan partainya. Blackman kemudian membantah tuduhan tersebut.

Selain itu, Mike Payne, seorang anggota partai Konservatif dari Yorkshire di Inggris utara, diduga telah berbagi artikel yang menyebut Muslim sebagai 'parasit' dan 'pekerja lepas'. Lalu anggota lainnya, Alexander van Terheyden, dituduh menyebut Islam sebagai sebuah ideologi politik kekerasan, yang sebanding dengan fasisme dan komunisme.

Sementara David Boston yang juga anggota partai Konservatif, mengunggah foto daging yang tergantung di pegangan pintu rumah dengan tulisan, "Lindungi rumah Anda dari teroris."

"Kasus-kasus ini hanyalah puncak gunung es. Lebih jauh lagi, kelambanan yang diambil dalam kasus-kasus berprofil tinggi telah mengirim sinyal islamofobia telah ditoleransi di Partai Konservatif," ujar Khan, dikutip Arab News.

Payne, van Terheyden, dan Boston dilaporkan telah diskors dari Partai Konservatif. Namun nasib yang sama belum menimpa Blackman atau Zac Goldsmith, calon wali kota London pada pemilu 2016 dari Partai Konservatif.

Blackman telah menghadapi kritik karena meneruskan unggahan anti-Muslim dari akun Twitter aktivis sayap kanan Tommy Robinson. Ia juga dituduh memiliki akun grup Facebook yang menyebarkan islamophobia.

"Saya benar-benar menyangkal tuduhan ini. Saya ditambahkan ke grup Facebook tanpa sepengetahuan saya dan sejak itu saya segera menarik diri begitu saya menyadarinya," kata Blackman.

Selama kampanye pemilihan, Goldsmith mengatakan lawannya, Sadiq Khan, telah meningkatkan risiko keamanan di London. Namun Sadiq Khan yang beragama Islam kemudian berhasil memenangkan pemilihan.

"Adanya islamofobia seperti itu dalam kontes pemilihan wali kota telah membuat komunitas Muslim terguncang. Tidak ada kecaman dari tindakan yang dilakukan Goldsmith dan dia malah diundang untuk mewakili partai itu lagi," ujar Harun Khan.

Ketika Brandon Lewis menjadi ketua Partai Konservatif pada Januari lalu, ia memperkenalkan kode etik baru yang mengharuskan anggotanya untuk mendorong dan menumbuhkan rasa hormat dan toleransi. Dia juga meminta siapapun untuk melaporkan insiden kefanatikan secara langsung kepadanya melalui e-mail.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement