REPUBLIKA.CO.ID, PYONGYANG -- Pemimpin tertinggi Korea Utara (Korut), Kim Jong-un menegaskan komitmennya terkait denuklirisasi Semenanjung Korea. Dia mengatakan, Korut masih memiliki konsistensi, ketetapan dan tidak akan mengubah niat mereka dalam hal denuklirisasi.
Hal tersebut diungkapkan Kim setelah mengadakan pertemuan dengan Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov di Pyongyang. Dia berharap, denuklirisasi Semenanjung Korea sekaligus akan memperbaiki hubungan AS dengan Korut secara bertahap.
"Saya harap solusi dari isu itu diselesaikan melalui dialog dan negosiasi yang efektif dan konstruktif," kata Kim Jong-un kepada KCNA.
Kedatangan Lavrov ke Pyongyang dilakukan menjelang konferensi tingkat tinggi (KTT) antara Presiden AS Donald Trump dan Kim Jong-un. Pertemuan dinilai sebagai langah Rusia untuk menetapkan pengaruh mereka dikawasan menyusul perundingan kedua negara untuk mengakhiri ketegangan bertahun-tahun atas program nuklir Pyongyang.
Lavrov mengatakan, Rusia mendukung proses perdamaian yang dilakukan di Semenanjung Korea yang tertuang dalam deklarasi bersama dengan Korea Selatan (Korsel). Pertemuan juga dimanfaatkan untuk meningkatkan kerjasama bilateral kedua negara tahun ini.
Dalam pertemuan itu, Lavrov juga menundang Kim untuk mengunjungi Rusia. Mengutip CNN, Lavrov meminta agar sanksi yang diberlakukan terhadap Korut segera dicabut secara bertahap.
Dia mengatakan, denuklirisasi hanya akan dapat dicapai jika sanksi terhadap Pyongyang dikurangi. "Saat kita memulai diskusi tentang cara menyelesaikan masalah nuklir di Semenanjung Korea, solusi tidak dapat komprehensif tanpa pencabutan sanksi," kata Lavrov.