REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat Politik dari Media Survei Nasional (Median) Rico Marbun menilai pertemuan di Makkah Arab Saudi menjadi peresmian hubungan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto, Ketua Dewan Kehormatan PAN Amien Rais, petinggi FPI Rizieq Shihab, PBB dan PKS. Ia mengibaratkan pertemuan ini sebagai gunting pita dari hubungan mereka selama ini.
“Mereka kan tokoh-tokoh oposisi yang kita dengar sudah lama. Hanya saja dalam konteks Pilpres 2019, belum pernah ada semacam simbol peresmiannya," kata dia kepada Republika.co.id, Ahad (4/6).
Menurut Rico, pertemuan tersebut juga menjadi rangkaian setelah rapat koordinasi nasional (rakornas) yang dilakukan oleh Persaudaraan Alumni 212 beberapa hari lalu. Hasil rakornas sekaligus mengumumkan nama-nama tokoh yang layak diusung untuk Pilpres 2019.
Ia mengatakan dari latar belakang nama-nama tokoh yang diumumkan itu, sudah menjelaskan PA 212 akan berkoalisi dengan kekuatan politik yang mana. “Jadi ini semacam gunting pita atau peresmian dari perjuangan bersama untuk menumbangkan Jokowi di 2019," tutur dia.
Rico melanjutkan, tujuan pertemuan tersebut, yakni membangun koalisi besar. Ia menambahkan siapa yang akan diusung untuk menjadi pasangan capres-cawapres koalisi ini menjadi urusan kedua.
“Masalah siapa capres-cawapres itu tergantung negosiasi dan dinamika di lapangan," ungkap dia.
Sebelumnya, Ketua Dewan Kehormatan Partai Amanat Nasional Amien Rais, Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo, bersilaturahim dengan Rizieq di Makkah. Mereka berbincang santai dan sempat melakukan perbincangan terbatas.
Pertemuan ketiganya dilakukan di kediaman Rizieq. Lokasinya sekitar 15 menit dari Masjidil Haram. "Itu kalau perjalanannya memakai mobil," kata politikus senior PAN Drajad Wibowo.
Kenapa di sana? Menurut Dradjad, karena Prabowo memang berniat menengok Habieb Rizieq yang terzholimi sampai tidak bisa pulang ke tanah air. "Pak Amien sepakat karena beliau memang terbiasa menengok teman, tanpa memandang status dan posisi. Pegawai pun sering beliau tengok," paparnya.