Selasa 05 Jun 2018 22:25 WIB

Yusuf Mansur Mengaku Banyak Belajar dari Bima Arya

Bima dinilai punya pemikiran positif tentang menjalankan niat yang harus dengan aksi.

Rep: Zahrotul Oktaviani/ Red: Andi Nur Aminah
Ustaz Yusuf Mansyur
Foto: Republika / Darmawan
Ustaz Yusuf Mansyur

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Keluarga besar Bima Arya dan Dedie Rachim memperingati malam Nuzulul Qur'an 1439 H di Saung Badra, Senin (4/6) kemarin. Dalam kegiatan tersebut hadir pula Ustaz Yusuf Mansur selaku pendiri Pondok Pesantren Darul Qur'an.

Dalam kegiatan tersebut berlangsung berbagai acara, di antaranya pembacaan ayat suci Alquran, musik akustik religi, dan tausiah dari Ustaz Yusuf Mansur. Dalam ceramahnya, Pendiri Pondok Pesantren Darul Qur'an ini mengajak para hadirin untuk memanfaatkan momen Bulan Ramadhan ini. Momen ini dirasa tepat untuk meminta ampunan dan rahmat kepada Allah SWT.

"Inilah waktunya yang terbaik untuk meminta ampun dan rahmat kepada Allah SWT. Karena dengan itu, Insya Allah segala keinginan dan cita-cita kita bisa diridhai oleh Allah. Karena yang bikin terhalang rizki itu dosa kita," ujar Ustaz Yusuf Mansur.

Selain berdoa ia juga mengajak untuk mengamalkannya lewat niat dan usaha. Ustaz Yusuf Mansur kemudian menyatakan ia banyak belajar dari Bima Arya tentang kehidupan. Bima Arya, menurut Ustaz Yusuf, memiliki pemikiran positif tentang menjalankan niat yang harus dilanjutkan dengan aksi penuh, tidak boleh setengah-setengah.

"Saya termasuk sahabatnya Kang Bima. Saya banyak belajar dari beliau. Malah anak saya ngefans sama Kang Bima. Kalau saya tidak salah kutip, Kang Bima mengajak kita semua kembali kepada niat. Itu betul. Niat itu bagaimana cerita futuristiknya. Gabungan pikiran, perasaan, tulisan, doa, dibungkus menjadi niat. Kalau punya niat jangan setengah-setengah. Gas pool aja," ujarnya.

Politik menurut ustaz ini, mempunyai sisi strategis dalam menjalankan kehidupan. Peranan politisi sangat berpengaruh untuk menjaga ketertiban dan kesejahteraan umat. Dalam politik juga, dia mengatakan, harus menjaga ukhwah Islamiyah serta persatuan, kesatuan dan kerukunan dalam beragama. Jangan sampai karena perbedaan politik menjadi tercerai-berai.

"Untuk Kang Bima dan Kang Dedie, semoga tetap istiqamah dalam membangun Kota Bogor. Karena semua syarat sudah ada di Kang Bima dan Kang Dedie. Semangat," lanjut Ustaz Yusuf Mansur.

Sementara itu, Bima Arya berusaha untuk terus mengingatkan para relawan dan warga Kota Bogor, untuk mewarnai dan mencerahkan Pilkada nanti dengan niatan yang sejuk dan menginspirasi. Inti dari peperangan sejak zaman Rasulullah adalah untuk hal-hal yang simpatik, memuliakan, dan memerdekakan.

"Kalau kita ingat sejarah peperangan Rasullah. Rasul membangun tradisi baru, perangnya itu malah dilakukan dalam kondisi revolusi sosial yang relatif damai. Itu yang kita inginkan di Pilkada Kota Bogor nanti. Mari kita tunjukan bahwa Pilkada itu bisa menyenangkan, bisa menginspirasi, menyatukan, menyejukkan," ujarnya.

Ustadz Maulana yang juga hadir dalam acara mengawali tausiah sekaligus Kultum jelang berbuka puasa. Setelah berbuka bersama, acara dilanjutkan dengan shalat Maghrib berjamaah.

Usai shalat, sembari menunggu Isya dan tarawih, Bima-Dedie menggelar kuis dengan hadiah belasan buku #AbdiBogor, buku tentang Bima Arya. Habib Novel yang hadir dalam kegiatan tersebut diminta Bima Arya untuk memberikan sejumlah pertanyaan kepada hadirin sebagai persyaratan kuis.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement